Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan terdapat isu-isu yang perlu diantisipasi dalam ekosistem ekonomi digital.

Pertama, terkait dengan pengembangan sumber daya manusia. Nezar menggarisbawahi soal keterbatasan dalam hal kompetensi sumber daya manusia yang memiliki kemampuan digital.

“Peningkatan ekosistem ekonomi digital dapat menghadirkan beberapa isu dan kaitannya dengan human capital development (pengembangan sumber daya manusia). Yang pertama adalah keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki kemampuan digital,” kata Nezar saat Kick Off Dialog Ekonomi Digital di Jakarta, Rabu.

Selain itu, potensi penggantian pekerjaan oleh teknologi digital dan inklusivitas akses bagi kelompok rentan juga menjadi perhatian serius.

Baca juga: Pemerintah berkomitmen lakukan akselerasi transformasi ekonomi digital

Baca juga: Wamenkominfo soroti kontribusi ekonomi digital terhadap PDB


Isu kedua yang disoroti adalah persaingan usaha. Terutama terkait dengan level playing field atau kesetaraan pasar yang adil dan dipengaruhi oleh penetrasi layanan teknologi dari luar Indonesia.

Menurut Nezar, gap permodalan antar perusahaan, ketimpangan akses atas data, ketergantungan pada teknologi tertentu, dan dominasi perusahaan teknologi asing menjadi bagian dari fenomena yang perlu direspons bersama.

Yang terakhir, Nezar menyoroti perlindungan data pribadi sebagai isu krusial dalam ekosistem ekonomi digital. Risiko kebocoran data, pemanfaatan algoritma pada platform digital, dan perlindungan terhadap data lintas batas menjadi fokus dalam upaya menjaga keamanan dan privasi pengguna.

Nezar juga menyebut fenomena dark pattern sebagai topik yang perlu diwaspadai bersama, karena dirancang untuk menipu pengguna untuk keuntungan pihak tertentu.

“Soal data flow yang cross border atau arus data lintas batas ini penting untuk diperhatikan juga, dan fenomena dark pattern yang menjadi topik yang kita waspadai bersama. Dark pattern adalah tampilan user interface yang secara sengaja di design untuk menyembunyikan, mengelabui, menipu bahkan memeras pengguna demi keuntungan satu kelompok,” ujarnya.

Dengan mengidentifikasi dan mengantisipasi isu-isu ini, diharapkan ekosistem ekonomi digital Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan dan inklusif.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi digital dorong investasi pusat data di Jakarta

Baca juga: AFTECH: Teknologi keuangan pilar penting pertumbuhan ekonomi


 

Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024