Pelemahan dapat terjadi karena para pedagang menanti isyarat lebih lanjut mengenai penurunan suku bunga The Fed
Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Kamis dibuka merosot karena pelaku pasar menunggu isyarat pemangkasan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
 
Pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah tergelincir 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.881 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.858 per dolar AS.
 
"Pelemahan dapat terjadi karena para pedagang menanti isyarat lebih lanjut mengenai penurunan suku bunga The Fed," kata analis Finex Brahmantya Himawan kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
 
Pasar akan fokus terhadap rilisan angka Indeks Harga Belanja Personal (PCE) utama Amerika pada Jumat malam.
 
Data PCE akan menjadi kompas pergerakan dolar AS selanjutnya dan akan menjadi pedoman untuk pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan selanjutnya. Data ini menjadi aktor utama berita ekonomi global pada pekan ini.
 
Sementara itu, kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 melalui pemilihan umum (pemilu) 2024 dapat memberi sentimen positif bagi rupiah karena besar kemungkinan akan meneruskan program pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan dari Presiden RI Joko Widodo yang sebelumnya 5 persen meningkat dengan target 6-7 persen yang dipandang optimis bagi Indonesia sendiri.
 
Brahmantya memproyeksikan rupiah bergerak pada kisaran Rp15.825 per dolar AS sampai dengan Rp15.925 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah merosot dipicu sentimen suku bunga kebijakan AS 
Baca juga: Rupiah merosot dipengaruhi kenaikan imbal hasil obligasi AS

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024