Yerusalem (ANTARA) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu mengatakan bahwa tindakan militer memberikan tekanan kepada Hamas untuk membebaskan para sandera yang ditahan di Jalur Gaza.

Pernyataan Netanyahu muncul saat bertemu delegasi dari Kongres Amerika Serikat termasuk anggota parlemen dari partai Demokrat dan Republik di kantornya di Yerusalem Timur, demikian sebut pernyataan yang dikeluarkan kantor itu.

"Sangat penting bagi kami untuk menjaga dukungan bipartisan setiap saat, terutama di masa-masa sulit ini,” katanya.

Netanyahu menuduh bahwa "Iran secara resmi meluncurkan kampanye bersama Hizbullah, yang berarti Hamas, Houthi, dan sebagainya, namun kebijakan formalnya adalah beralih dari posisi ideologis untuk menghancurkan Israel ke rencana praktis dan jangka panjang untuk menghancurkan negara tersebut.”

"Kami harus menang. Tidak ada yang dapat menggantikan kemenangan."

"Bagaimana kami meraih kemenangan ini? Hal ini tidak menghilangkan kebutuhan-kebutuhan lainnya: Bagaimana menjaga Hizbullah, bagaimana menjaga Iran, bagaimana mencegah Iran memperoleh senjata nuklir… Ini adalah pertanyaan-pertanyaan besar, namun hal ini dimulai dengan sebuah kondisi yang diperlukan, ujar Netanyahu

kondisi tersebut adalah bahwa mereka yang melancarkan serangan genosida ini harus dikalahkan,” tambahnya.

“Tujuan kami adalah menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas di Gaza. Hamas harus dilenyapkan,” katanya.

Netanyahu menekankan bahwa tujuan kedua “adalah membebaskan sandera kami. Tujuan-tujuan tersebut bersifat simultan, karena aksi militer yang menghasilkan tekanan untuk melepaskan para sandera. Kami telah membebaskan separuhnya. Kami bermaksud untuk melepaskan semuanya.”

"Yang ketiga adalah memastikan Gaza tidak menjadi ancaman lagi bagi Israel."

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di wilayah Palestina sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Serangan Israel menyebabkan lebih dari 32.000 warga Palestina telah terbunuh dan sekitar 75.000 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.

Israel dituduh melakukan genosida pada sidang di Mahkamah Internasional, yang pada Januari mengeluarkan keputusan sementara memerintahkan Tel Aviv menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan yang menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.


Sumber: Anadolu
Baca juga: AS desak Hamas setujui kesepakatan pembebasan sandera sebelum Ramadan
Baca juga: Israel ancam serang Rafah pada Ramadhan jika sandera tidak dibebaskan
Baca juga: Hamas masih berkonsultasi soal pertukaran sandera dan gencatan senjata

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024