Jakarta (ANTARA) - Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia Veronica Novoseltseva mengatakan bahwa serangan teror yang terjadi di Balai Kota Crocus, dekat Moskow, tidak bisa dimaafkan sama sekali.

"Jadi, memang kejahatan ini tidak bisa dimaafkan sama sekali," kata Veronica di sela-sela aksi solidaritas yang diadakan oleh sejumlah komunitas Indonesia di halaman Kedubes Rusia di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan bahwa saat ini Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan posisi mereka. Beberapa pelaku juga telah ditangkap dan proses investigasi tengah dilakukan.

Informasi terkait kemungkinan dalang serangan teror tersebut belum ada. Oleh karena itu, Veronica menegaskan bahwa Rusia akan mengusut dan mencari tahu hal tersebut.

"Informasi tuntas belum ada. Tetapi, pasti lah kami akan mencari mereka yang merekayasa, yang mengorganisasikan dan kirim para pembunuh tersebut," kata dia.

Lebih lanjut, Veronica mengatakan bahwa para pelaku serangan telah gagal mencapai tujuan mereka untuk membuat rakyat Rusia merasa ketakutan.

Sebaliknya, saat ini rakyat Rusia, kata dia, menjadi lebih solid dan memberikan dukungan lebih besar kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Jadi, efeknya justru terbalik. Semua sangat mengutuk aksi tersebut, dan semua bersatu padu untuk melawan mereka yang adalah musuh Rusia," kata dia.

"Kejadian ini juga menunjukkan bahwa semua orang di dunia, di bagian mana bumi kita, mereka mengutuk dan berbelasungkawa. (Ada) dari Eropa, Amerika, Afrika, negara-negara Asia, semua bersama kami," kata dia lebih lanjut.

Orang-orang bersenjata pada Jumat (22/3) melepaskan tembakan ke arah para penonton konser di Balai Kota Crocus dekat Moskow.

Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa 143 orang tewas, dan lebih dari 360 lainnya luka-luka.

Baca juga: Rusia pertanyakan kurangnya reaksi Dewan Eropa terhadap aksi teror
Baca juga: ASEAN dukung penuh upaya Rusia bawa pelaku teror ke pengadilan
Baca juga: Kewaspadaan teror di Prancis di level tertinggi usai serangan Moskow


Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024