Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata harga beras di penggilingan pada Maret 2024 sebesar Rp14.150 per kilogram atau turun 0,87 persen dibanding bulan sebelumnya.

Plt Kepala BPS Amalia Adiningga Widyasanti mengatakan, meski mengalami penurunan secara bulanan, harga beras di tingkat penggilingan ini naik 25,21 persen secara tahunan, yang tercatat Rp11.301 per kilogram.

"Penurunan harga beras terjadi di tingkat penggilingan secara bulanan," ujar Amalia dalam jumpa pers Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin.

Lebih lanjut, rata-rata harga beras grosir pada Maret 2024 sebesar Rp14.528 per kilogram, naik sebesar 0,90 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat Rp14.398 per kilogram. Rata-rata harga tersebut juga naik 20,64 persen secara tahunan.

Untuk harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 menjadi Rp15.517 per kilogram dibandingkan bulan sebelumnya di mana tercatat Rp15.209 per kilogram.

"Harga beras yang kami sampaikan ini, merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," kata Amalia.

Secara kategori kualitas beras, rata-rata harga beras di penggilingan pada Maret 2024 tercatat, kualitas premium sebesar Rp14,548 per kilogram, naik sebesar 0,16 persen dibandingkan bulan lalu. Sementara, rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp13.965 per kilogram, turun sebesar 1,39 persen.

Pada beras kualitas submedium, rata-rata harga sebesar Rp13.531 per kilogram atau turun sebesar 1,05 persen, dan rata-rata harga beras di penggilingan kualitas pecah sebesar Rp12.946 per kilogram, turun sebesar 4,86 persen.

Sementara itu, BPS juga mencatat selama Maret 2024, harga gabah tertinggi di tingkat petani sebesar Rp12.727 per kilogram dan di tingkat penggilingan Rp12.827 per kilogram.

Harga terendah di tingkat petani tercatat sebesar Rp4.000 per kilogram dan tingkat penggilingan sebesar Rp4.500 per kilogram.

Harga tertinggi di tingkat petani dan tingkat penggilingan berasal dari gabah, kualitas gabah kering panen (GKP) varietas Siam Unus dan Siam Karang Dukuh di Provinsi Kalimantan Selatan. Sementara itu, harga terendah di tingkat petani dan tingkat penggilingan berasal dari gabah luar kualitas varietas Inpari 32 HDB dan IR 32 di Provinsi Jawa Barat.

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024