Jakarta (ANTARA) - JAKARTA, 1 April (Xinhua) -- Perdagangan Batam dan China kini memiliki rute pelayaran langsung yang mulai beroperasi pada Minggu (31/3). Langkah ini berhasil menurunkan biaya logistik hingga ratusan dolar AS (1 dolar AS = Rp15.873) lantaran barang tidak perlu lagi transit melalui pelabuhan di Singapura.

Pelayaran langsung perdana itu dilakukan Shandong International Transportation Corporation (SITC) China dengan kapal MV SITC Hakata yang bersandar di Pelabuhan Batu Ampar, pada Minggu.

Pelayaran langsung ke China ini akan dijalankan rutin satu kali dalam sepekan. Untuk tahap awal, kapal MV SITC Hakata membawa 168 kontainer dari China ke Batam, sementara dari Batam, tercatat 100 kontainer milik Eco Green yang akan diangkut ke China.

"Kami berharap setiap pekannya akan meningkat sampai kapasitas penuh dan muatannya juga akan ditambah. Dengan adanya direct call ini, terjadi penurunan biaya logistik sebesar 600 dolar AS per TEU karena tidak adanya biaya pemindahan barang atau transhipment di Singapura," kata Direktur Utama PT Persero Batam, Arham S Torik, seperti dikutip dari keterangan resmi.

Kepala Badan Pengusahaan Batam, Muhammad Rudi, optimistis ekspor dan impor di Kota Batam dapat terus meningkat karena adanya jalur pelayaran langsung ke China. "Semuanya menjadi lebih mudah dan akan memengaruhi harga komoditas sehingga lebih terjangkau. Jadi, masyarakat pun bisa lebih sejahtera," ujar Rudi.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024