Jakarta (ANTARA) -
Sebanyak 32 peserta dari sejumlah wilayah di Indonesia mengikuti kursus Referee Evaluation Resource (Refer) System untuk penilai wasit Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Kegiatan itu merupakan yang ketiga kali digelar PSSI dan dilaksanakan di Jakarta sejak 1-6 April 2024, serta menghadirkan Instruktur Wasit AFC, Raymond Olivier, sebagai pemateri.

"Di bawah arahan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, kami kembali mengadakan inovasi untuk perwasitan di Indonesia. Kali ini giliran dari para penilai wasit atau yang kami sebut dengan referee assessor," kata Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha dalam keterangan tertulis pada laman resmi PSSI yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa.

Refer System adalah sistem evaluasi penugasan dan juga edukasi dari perwasitan, yang sudah dipakai dalam Liga Premier Inggris.

Menurut Tisha, PSSI akan mengadopsi salah satu sistem tercanggih yang hari ini ada dalam industri sepak bola.

Baca juga: PSSI selesaikan kursus penilai wasit gelombang kedua

Sistem baru itu, tambah dia, juga menyediakan saran pengembangan yang jelas, konsisten, tren dan analisis kerja, serta area berkelanjutan untuk pelatihan, pengembangan individu dan kelompok ofisial pertandingan secara daring.

"Ke depannya, komunikasi PSSI baik dengan publik, klub, maupun stakeholders lainnya akan meningkatkan pengetahuan wasit, sehingga perwasitan di Indonesia akan semakin berkualitas," ujar perempuan berumur 38 tahun itu.

Oleh karena itu, sambung dia, skema penilaiannya adalah menambah kompetensi penilai wasit, mendapatkan nilai bagi ofisial pertandingan, dan memperoleh nilai untuk semua kegiatan PSSI.

Dia membeberkan, manfaat lain dari sistem baru ini adalah menyediakan data kinerja berkualitas tinggi, membantu semua perangkat pertandingan untuk mencapai potensi maksimal mereka, menyediakan perangkat pengembangan pembelajaran mandiri bagi para ofisial pertandingan, dan memungkinkan pembinaan yang produktif.

Hari pertama membahas pemahaman tentang Refer System, berbagai pengetahuan dan masalah teknis.

Berikutnya, peserta menyimak rekaman pertandingan untuk memberikan masukan keseluruhan atas hasil penilaian penilai wasit dalam materi laga itu. 

Baca juga: Anggota DPR minta PSSI perbaiki kualitas wasit di Liga Indonesia

Kemudian, hari pertama ditutup dengan menganalisis kinerja perangkat pertandingan, poin kekuatan dan pengembangan yang dilakukan secara berkelompok.

Pada hari kedua, para peserta menganalisis kinerja perangkat pertandingan dengan KMI (Key Match Incident) dan kompetensi teknisnya.

Seorang peserta bernama Fariq Hitaba menilai kursus itu sangat membantu para penilai wasit dalam meningkatkan kompetensinya.

"Dengan adanya kursus seperti ini tentu akan sangat membantu kami para penilai wasit dimudahkan untuk memberikan nilai terhadap perangkat pertandingan," kata dia.

Kursus serupa juga pernah digelar oleh PSSI. Gelombang pertama  dilaksanakan dari 22-25 Februari 2024, sedangkan gelombang kedua pada 26-29 Februari.

Baca juga: VAR untuk kualitas tinggi pertandingan dan kompetisi sepak bola kita

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024