Pemanfaatan PLTS yang dilakukan oleh Adaro di kawasan pertambangan merupakan langkah yang baik yang dapat ditiru oleh industri dan pertambangan lain dalam penerapan konsep ESG
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menilai, pemanfaatan PLTS yang dilakukan oleh Adaro di kawasan pertambangan bisa menjadi contoh yang baik bagi industri pertambangan lainnya.

  “Pemanfaatan PLTS yang dilakukan oleh Adaro di kawasan pertambangan merupakan langkah yang baik yang dapat ditiru oleh industri dan pertambangan lain dalam penerapan konsep ESG,” kata Dadan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
 

Dadan mengatakan, langkah Adaro sejalan dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia pada 2030 serta komitmen pemerintah untuk mendorong transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Penggunaan PLTS di area pertambangan dinilai menjadi salah satu langkah efisiensi yang cukup berhasil.

Menurut Dadan, hal tersebut akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.

Adaro menggunakan PLTS Atap berkapasitas 130 kWp di lokasi Terminal Khusus Batu Bara di Kelanis, Kalimantan Tengah.
  Inisiatif untuk mengurangi emisi terus dikembangkan dengan menambah sistem pemanfaatan energi matahari yang menggunakan floating solar panel atau PLTS Terapung berkapasitas 467 kW. PLTS Terapung ini ditempatkan di atas permukaan air kolam.
 

Dengan penggunaan PLTS Terapung tersebut, menurut perusahaan, efisiensi energi Adaro mencapai 30 persen atau lebih tinggi dari PLTS Atap sebesar 20 persen.
  Perusahaan menyebutkan, PLTS Terapung menggunakan panel surya jenis bi-facial yang kedua sisi panel suryanya dapat menyerap energi matahari.

Dengan demikian, penyerapannya menjadi lebih maksimal untuk menyerap pantulan sinar matahari dari permukaan air.

  Menurut Adaro, PLTS Terapung juga dapat menurunkan suhu panel surya yang diakibatkan paparan radiasi sinar matahari sehingga membantu memaksimalkan efisiensinya.

  Inovasi tersebut berhasil menurunkan penggunaan bahan bakar diesel dalam operasional Adaro. Selain itu, pemasangan PLTS Terapung di atas permukaan air juga telah mengurangi potensi kehilangan sumber daya air akibat evaporasi.

  Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan, grup Adaro serius mengembangkan bisnis energi terbarukan. Ekspansi grup Adaro ke bisnis EBT ini dilakukan sebagai upaya untuk melakukan penghijauan energi.

  "Saat ini Adaro fokus mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan pembangkit Listrik tenaga air (PLTA). Dari sisi teknologi, tiga EBT tersebut sudah proven dan teknologinya juga semakin berkembang sehingga akan bisa lebih ekonomis,” kata Dharma.

  Selain PLTS di Kelanis, Adaro juga mengembangkan PLTS tahap 1 dengan kapasitas 35 kWp di area PLTU Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. PLTS yang dipasang di permukaan tanah (ground-mounted) ini telah terpasang pada Mei 2023.

  Menurut Adaro, penggunaan PLTS di Tabalong telah membantu meningkatkan bauran energi terbarukan untuk operasional PLTU PT MSW. Pada semester II 2023, PLTS tersebut memproduksi energi listrik sebesar 26.278 kWh atau sekitar 52.556 kWh per tahun dengan pengurangan sehingga emisi karbon sekitar sekitar 79 ton per tahun.

Baca juga: ITS luncurkan purwarupa PLTS apung laut pertama di Indonesia
Baca juga: Charoen Pokphand Indonesia pasang PLTS untuk transisi ke EBT
Baca juga: PLN Indonesia Power tambah pembangkit hijau di Nusa Penida Bali

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024