Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) melindungi kawasan sejumlah varietas yang adaptif pada dataran rendah di Kebun Pemeriksaan Substantif Perlindungan Varietas Tanaman (KPS PVT) di lahan Kebun Percobaan Muara Bogor, Jawa Barat (Jabar).

"Ini memang bukan pagar pembatas biasa dalam arti pembatas kebun. Tapi pembatas pagar ini adalah untuk memagari lahan uji coba yang tidak boleh diganggu oleh siapapun. Lokasinya harus terisolasi agar hasil uji PVT ini objektif bukan subjektif," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementan Prihasto Setyanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Prihasto menyampaikan perlindungan dilakukan dengan memagar agar batas kebun sesuai dengan luas lahan yang ada di dalam sertifikat.

Selain itu, pemagaran juga diperlukan agar ke depan tidak ada penyerobotan maupun perilaku orang tak bertanggungjawab seperti membuang sampah atau mendirikan bangunan liar.

Prihasto menyampaikan kebun pemeriksaan tersebut akan difungsikan untuk pemeriksaan varietas tanaman yang dimohonkan hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) untuk mengetahui unsur kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan (uji BUSS).

“Nantinya varietas tersebut mendapat hak PVT dan dapat dengan aman bersaing di pasar global. Pemeriksaan substansif PVT sangat penting untuk menilai varietas pemohon secara objektif,” jelas Prihasto.

Dia menyebut sejumlah varietas yang dipagari di KPS PVT Muara adalah varietas yang adaptif pada dataran rendah hingga menengah seperti padi, jagung, terong, pisang, semangka, kacang panjang.

Varietas tersebut sedang dimohonkan hak perlindungan varietas tanaman yang harus terjaga kerahasiaan sehingga keberadaan pagar pengaman sangat vital.

"Kalau tidak dipagar nanti akan ada masalah yang dapat merusak pertumbuhan tanaman. Padahal varietas yang diuji coba ini milik pemohon yang harus dijaga," katanya.

Prihasto menegaskan keberhasilan pengujian akan meningkatkan kepercayaan pemohon dan akan memacu semangat perakitan varietas-varietas unggul baru. Hal itu juga yang menjadi arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produktivitas nasional melalui pengelolaan benih unggul.

"Menjaga aset ini sangat penting karena ini adalah lahan kosong di tengah pembangunan kota Bogor yang masif. Bagaimanapun juga Kementan memerlukan aset. Tidak mungkin aset dihilangkan begitu saja,” kata Prihasto

Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP Kementan) Leli nuryati mengatakan bahwa pemagaran kawasan tersebut sebagai upaya pemerintah dalam melindungi varietas milik pemohon selama masa pengujian BUSS.

Sementara untuk lahan yang siap dipagari, kata Leli kurang lebih sepanjang 225 meter lari dari total 736 meter. Sedangkan sisanya akan dipagari secara bertahap menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

"Kami sedang mempersiapkan pemagaran Blok O. Dan yang kita letakkan ini sudah bisa kita tanami sepanjang 225 meter lari atau sekitar 400 m2" kata Leli.

Leli menambahkan bahwa sosialisasi pemagaran sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu dan mendapat respon positif dari masyarakat sekitar.

Ke depan,  pemerintah akan mengamankan aset secara bertahap baik yang ada di Bogor maupun daerah lainnya.

Kepala Kebun Percobaan Muara Bogor Asep Dedi mengaku siap menjaga aset pengujian milik Pusat PVTPP Kementan.

Menurutnya selama ini pemeriksaan terhadap area kebun juga dilakukan secara berkala untuk memastikan keamanan bagi lingkungan sekitar.

"Kami jaga kebun ini karena berdekatan dengan rumah penduduk. Kami juga mengawasi pola pestisida agar sesuai dan tidak mencemari lingkungan," kata Asep.

Baca juga: BRIN kembangkan varietas padi tahan iklim ekstrem

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024