Ambon (ANTARA News) - Ribuan warga Desa Haria dan Sirisori Islam, Kecamatan Saparua (Maluku Tengah) hari Sabtu menggelar aksi dengan mengusung jenazah Denny Leuwol (31), diduga korban pemukulan oleh anggota polisi, menuju Mapolda Maluku. Wartawan ANTARA News dari Ambon melaporkan, ribuan warga membawa jenazah Leuwol dari RSUD dr. M Haulussy Kudamati pukul 17.30 WIT menuju Mapolda Maluku untuk menolak otopsi jenazah Leuwol di RS Bhayangkara yang mereka kenal sebagai rumah sakit milik Polda Maluku. Ribuan massa yang membawa bendera Merah Putih dan berjalan kaki menuju Mapolda Maluku itu juga menuntut Kapolda Maluku, Brigjen Pol Gatot Guntur Setyawan, menyelesaikan permasalahan tersebut. Iring-iringan yang menarik perhatian warga lain ini sempat membuat lalu lintas di sepanjang jalan yang dilaluinya macet karena warga Kota Ambon tumpah ruah menyaksikan aksi tersebut. Desa Haria dan Desa Sirisori Islam merupakan dua wilayah yang penduduknya berbeda agama, tetapi terikat hubungan adat "Pela Gandong" dan tim dayung asal dua daerah ini sejak Sabtu siang (19/8) berhasil mempertahankan posisinya di peringkat pertama lomba dayung perahu belang "Pela Gandong 2006" memperingati HUT Kemerdekaan RI dan HUT Provinsi Maluku ke-61. Denny Leuwol berada di Ambon bersama ribuan rekannya dari Desa Haria dan Desa Sirisori Islam untuk menyaksikan tim perahu belang mereka beraksi, namun sampai sekarang belum diketahui penyebab dirinya menjadi korban pemukulan dan penganiayaan oleh Brigadir AB dan RR. Leuwol meninggal dunia di RSUD dr. M Haulussy sekitar pukul 10.20 WIT. Sanak keluarga korban bersama ribuan massa juga sempat histeris ketika isteri korban, Ny. Carolina Tamaela (31), tiba di rumah sakit itu pukul 17.15 WIT, bersama empat anaknya yang masih kecil-kecil.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006