Labuan Bajo (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Komodo mengimbau warga di 12 kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi pada periode 4-10 April 2024.
 
"Cuaca ekstrem berupa hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran di Labuan Bajo, Kamis.
 
Imbauan itu berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Eltari Kupang Nomor: B/ME.02.04/020KKOE/NVI2024 tertanggal 3 April 2024 terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah NTT dan analisis bibit siklon tropis 96S dari TCWC (Tropical Cyclone Warning Centre).
 
Ia menjelaskan cuaca ekstrem berupa hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di 12 kecamatan di kabupaten itu, yakni di Kecamatan Komodo, Boleng, Mbeliling, Sano Nggoang, Macang Pacar, Pacar, Welak, Lembor, Lembor Selatan, Kuwus Barat, Kuwus dan Ndoso.
 
"Kami imbau masyarakat untuk mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem tersebut seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, rusaknya bangunan dan fasilitas umum lainnya," katanya.
 
Untuk daerah yang memiliki topografi curam, bergunung atau tebing, kata dia, diharapkan warga mewaspadai potensi longsor atau pergeseran tanah ketika terjadi hujan dengan durasi yang panjang.
 
"Pantau terus perkembangan informasi cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem melalui aplikasi infobmkg dan media sosial resmi Qinfobmkg_manggaraibarat dan layanan informasi cuaca 24 jam di saluran telepon," jelasnya.
​​​​​
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga mengimbau warga untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem di daerah itu.
 
Kepala BPBD Manggarai Barat, Isfridus Tobong meminta warga mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diprediksi BMKG terjadi di daerah itu.
 
Ia juga meminta para kepala desa dan warga untuk melaporkan jika terjadi bencana alam kepada pemerintah daerah. "Sehingga cepat kita tangani," katanya.

Baca juga: BMKG ingatkan potensi hujan lebat terjang mayoritas wilayah Indonesia

Baca juga: BRIN ungkap penyebab hujan sering muncul di wilayah barat RI

Baca juga: Angin kencang terjang Pantai Bidadari OKU Selatan rusak sejumlah fasum

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024