Seperti diketahui, bahwa untuk RAPBN 2025 yang merupakan APBN pertama untuk pemerintahan baru memang disusun sesuai dengan siklus dari APBN yang dimulai dengan pembahasan mengenai kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait mulai membahas komposisi Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebagai alokasi anggaran perdana untuk pemerintahan yang baru.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat sore, usai menggelar pertemuan dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terkait RAPBN 2025.

"Seperti diketahui, bahwa untuk RAPBN 2025 yang merupakan APBN pertama untuk pemerintahan baru memang disusun sesuai dengan siklus dari APBN yang dimulai dengan pembahasan mengenai kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal," katanya.

Dikatakan Menkeu, pada hari ini dimulai tahapan untuk memberikan indikasi mengenai pagu indikatif bagi kementerian lembaga.

"Tadi telah dilaporkan bahwa untuk 2025, kita memulai dengan tantangan yang kemungkinan dihadapi baik dari sisi global, baik itu dari sisi ekonomi seperti terjadinya kenaikan suku bunga, inflasi, dan juga dari arus modal yang terpengaruh, tensi dari geopolitik, juga adanya tren seperti digitalisasi, climate change, dan demografi yang semakin aging," ujarnya.

Untuk mencapai high income country, katanya, maka untuk RAPBN 2025 tetap akan dikelola dan difokuskan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tantangan struktural yang terkait dengan peningkatan produktivitas.

Oleh karena itu, fokus dari kebijakan fiskal 2025 adalah untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan well-being atau kesejahteraan, dan konvergensi kesejahteraan dan kemajuan antardaerah, kata Sri menambahkan.

"Untuk beberapa fokus seperti hilirisasi, transformasi hijau, pembangunan infrastruktur, SDM unggul, inklusivitas, dan reformasi birokrasi masih akan tetap dilakukan," katanya.

Dikatakan Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta supaya kementerian/lembaga tetap berkomunikasi dengan pemerintahan baru agar langsung melaksanakan program prioritas yang sudah disampaikan.

Baca juga: Menkeu: Pemblokiran anggaran bukan untuk membiayai bansos
Baca juga: Menkeu: Bantuan kemasyarakatan presiden bukan dari perlinsos
Baca juga: Pemerintah tetapkan defisit APBN 2025 berkisar antara 2,45-2,8 persen

Pewarta: Andi Firdaus, Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024