Jakarta (ANTARA) - Gedung Putih menyetujui pengiriman lebih banyak bom ke Israel pada hari ketika militer Israel menyerang suatu konvoi dan menewaskan tujuh pekerja dari kelompok amal yang mengantarkan bantuan ke Gaza, menurut laporan The Washington Post pada Kamis (4/4).

The Washington Post, sebagaimana dinyatakan Xinhua dan dikutip ANTARA di Jakarta, Jumat, mendasarkan laporannya pada informasi yang diterimanya dari tiga pejabat Amerika Serikat, yang menurut surat kabar itu mengungkapkan rincian tentang persetujuan tersebut pekan ini.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui pengiriman lebih dari 1.000 bom MK82 (bobot 500 pon), lebih dari 1.000 bom berdiameter kecil, dan pemicu untuk bom MK80, semuanya dari otorisasi yang diberika Kongres beberapa tahun yang lalu, kata laporan itu mengutip para pejabat AS.

Militer Israel melancarkan serangan udara pada Senin (1/4) yang mengakibatkan tewasnya tujuh anggota World Central Kitchen (WCK) ketika mereka sedang dalam perjalanan untuk mendistribusikan makanan kepada warga sipil di Gaza.

Laporan The Washington Post itu selanjutnya menyebutkan juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa persetujuan untuk pengiriman bom-bom tersebut terjadi beberapa saat "sebelum" pesawat Israel menyerang konvoi bantuan itu.

Pengiriman senjata AS ke Israel semakin menjadi sorotan seiring meluasnya gelombang kemarahan di seluruh dunia atas kematian lebih dari 33.000 warga Palestina di Gaza sejak Israel memulai operasi militer pembalasan pascaserangan 7 Oktober terhadap Israel oleh Hamas.

Langkah Amerika Serikat yang sejauh ini tidak membatasi pengiriman senjata bagi Israel menjadi semakin kontroversial mengingat serangan Israel yang mematikan terhadap WCK, yang menimbulkan kecaman internasional. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024