Jakarta (ANTARA) - Kenaikan harga Bitcoin saat ini tentu menarik banyak perhatian orang, baik investor awam maupun berpengalaman. Di sisi lain, ada juga pihak yang mungkin tertarik dengan naiknya hype Bitcoin karena alasan-alasan yang buruk; yakni karena mereka memiliki niat jahat terhadap orang-orang yang memiliki aset Bitcoin ataupun yang tertarik untuk mulai memilikinya.

Kejahatan terkait mata uang kripto memang sedang sangat marak. Di Amerika Serikat, organisasi Better Business Bureau menyatakan bahwa per tahun 2023 ini, penipuan dan scam terkait kripto adalah jenis scam yang paling sering terjadi di negara tersebut, dan memakan paling banyak korban—80% orang yang menjadi target scam kripto akan kehilangan uangnya, dengan total median dana yang dicuri per orang mencapai $3.800 atau lebih dari 60 juta rupiah.

Maka dari itu, penting bagi pemilik aset Bitcoin untuk mempelajari bagaimana cara menyimpan asetnya agar tetap aman. Berikut adalah beberapa metode yang bisa dipertimbangkan.

Gunakan Dompet Khusus Bitcoin
Ada banyak dompet kripto yang tersedia di pasar, walau umumnya bentuknya dibagi menjadi empat, yakni hardware wallet, software wallet, web wallet, dan paper wallet. Ada beberapa jenis dompet yang tersedia dalam lebih dari satu bentuk, misalnya hardware wallet yang juga dilengkapi dengan software wallet. Untuk lebih lengkapnya, berikut perbedaan di antaranya:

1. Hardware wallet

Dompet yang dirancang khusus untuk menyimpan kunci pribadi secara offline. Jenis dompet ini biasanya dianggap sebagai salah satu opsi penyimpanan yang paling aman karena private key tidak pernah meninggalkan perangkat.

2. Software wallet

Dompet ini hadir dalam bentuk aplikasi yang diunduh dan diinstal pada perangkat seperti komputer atau smartphone. Software wallet memungkinkan akses dompet yang lebih mudah daripada dompet hardware, tetapi di sisi lain, dompet jenis ini juga lebih rentan terhadap serangan siber jika perangkat terinfeksi malware.

3. Web wallet

Dompet web adalah dompet yang diakses melalui browser web. Dompet ini biasanya disediakan oleh platform jual beli kripto dan aksesibilitasnya sangat mudah, tetapi keamanannya jauh lebih rendah daripada hardware wallet atau software wallet karena private key disimpan secara online.

4. Paper wallet

Dompet kertas adalah bentuk penyimpanan offline yang sederhana, di mana private key dan public address dicetak pada kertas. Dompet ini sangat aman dari serangan siber karena tidak terhubung ke internet, tetapi rentan terhadap kehilangan atau kerusakan fisik. Jika tertarik untuk menggunakan jenis dompet ini, pastikan dompet kertas disimpan di tempat yang aman.

Dari keempat jenis dompet tersebut, tidak semua pilihan yang ada di pasar didesain secara langsung untuk mendukung Bitcoin. Misalnya, salah satu opsi terpopuler untuk web wallet dan software wallet, Metamask, butuh plug-in tambahan untuk bisa mendukung penyimpanan Bitcoin.

Ada baiknya, untuk menurunkan resiko kebobolan akibat kerentanan keamanan pengembang pihak ketiga, pilihlah dompet yang memang secara native mendukung penyimpanan Bitcoin. Adapun beberapa pilihan dompet yang memiliki kemampuan yang dimaksud untuk setiap kategori yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:

1. Hardware wallet: Ledger, Trezor, dan KeepKey
2. Software wallet: Electrum, Bitcoin Core, dan Exodus
3. Web wallet: Binance Wallet dan Coin.Space (tersedia juga dalam bentuk software wallet)
4. Paper wallet: Apapun bisa, termasuk mekanisme populer seperti Bitaddress.org dan WalletGenerator.net

Update Terus Semua Software di Perangkat yang Digunakan
Apabila memutuskan untuk menyimpan kripto di dompet selain paper wallet, pastikan bahwa aplikasi-aplikasi yang terdapat dalam perangkat yang digunakan selalu terus diperbaharui ke versi terbaru. Hal ini berlaku tidak hanya untuk aplikasi dompet kripto yang digunakan, tetapi juga pada aplikasi lain yang ada di perangkat yang dipilih sebagai platform tempat dompet kripto akan diinstalasi.

Pertama, jika menggunakan smartphone, pastikan sistem operasi yang digunakan sudah di upgrade ke versi terakhir yang kompatibel dengan smartphone yang dimiliki. Hal ini penting karena pembaruan sistem operasi seringkali mencakup perbaikan keamanan yang penting untuk melindungi perangkat dari serangan malware dan penyusup. Proses yang sama juga berlaku jika perangkat yang digunakan adalah komputer, tablet, maupun browser web.

Selain itu, cek pula aplikasi-aplikasi apa saja yang memiliki level akses tertinggi di perangkat di mana dompet kripto berada. Aplikasi-aplikasi ini juga bisa menjadi pintu masuk untuk pihak-pihak dengan niat tidak baik jika tidak terus-menerus di update ke versi terakhir.
Apabila ada aplikasi-aplikasi yang sudah lama tidak lagi dikembangkan lebih lanjut oleh pengembang aplikasinya, lebih baik hapus aplikasi tersebut dan gunakan alternatif lain yang lebih update.

Jangan Simpan Bitcoin di Platform Kripto
Sebenarnya, mayoritas platform jual-beli kripto cenderung aman untuk proses transaksi. Kebanyakan platform ini juga sudah dilengkapi dengan dompet yang bisa digunakan untuk menyimpan aset kripto penggunanya.

Masalahnya, jika platform tersebut bangkrut, seperti yang terjadi pada FTX, akan butuh waktu lama agar aset yang disimpan di platform untuk dikembalikan kepada pengguna. Untuk menghindari skenario serupa, jangan simpan aset dalam jumlah besar di platform jual beli kripto.

Selain itu, perlu diketahui bahwa platform jual beli kripto seringkali menjadi sasaran untuk kelompok-kelompok hacker yang ingin mencuri data penggunanya. Jika alamat email pengguna bobol saja, tinggi kemungkinan pengguna tersebut dapat ditarget dengan email phishing yang dapat mencuri password pengguna.

Ketiga cara di atas adalah cara-cara termudah untuk menjaga keamanan aset Bitcoin yang dimiliki. Dalam lingkungan yang penuh dengan risiko dan ancaman keamanan siber, langkah-langkah sederhana ini berperan penting sebagai perlindungan pertama investasi kripto dari berbagai potensi bahaya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024