Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof Unifah Rosyidi menyebut upaya pengangkatan guru honorer Indonesia mendapat apresiasi dari dunia melalui organisasi guru dunia Education International.

“Upaya pengangkatan guru honorer di Indonesia diapresiasi oleh dunia karena sebenarnya kekurangan guru masif terjadi di dunia. PGRI sejak awal mempunyai komitmen untuk mengusulkan kepada pemerintah, karena yang memiliki kewenangan adalah pemerintah,” ujar Unifah di Jakarta, Sabtu.

Kekurangan guru tersebut, kata dia, perlu diisi dengan guru-guru berkualitas. Saat ini, pengangkatan guru honorer menjadi PPPK baru mencapai 540 ribu guru.

Idealnya pengangkatan guru honorer menjadi PPPK tersebut mencapai satu juta orang.

Baca juga: PGRI dorong pemerintah tak bebani guru dengan urusan administrasi

Baca juga: Presiden Jokowi buka kongres ke-23 PGRI ingatkan soal Indonesia Emas


Apresiasi tersebut disampaikan organisasi guru dunia Education International yang berbasis di Belgia. Selama ini, organisasi nirlaba tersebut bersuara melalui kampanye Voice Global Teacher.

Meski demikian, ujar dia, pengangkatan guru tersebut harus dikembalikan pada sekolah asal. Dalam artian guru swasta seharusnya dikembalikan ke sekolah swasta bukan mengajar di sekolah negeri.

“Mengapa? karena pendidikan kita masih bergantung pada swasta dan anak-anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Ini bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan,” ucap dia.

Sejumlah lembaga yang bersuara terkait penarikan guru swasta ke negeri tersebut, di antaranya Muhammadiyah yang memiliki banyak sekolah. Oleh karena itu, dia berharap pemerintah perlu mengembalikan guru ASN PPPK ke sekolah asalnya. Hal itu wujud hadirnya pemerintah untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.*

Baca juga: Upgris terjunkan mahasiswa KKN di lokasi banjir Demak

Baca juga: PGRI harap guru honorer mendapat ruang jadi ASN PPPK


Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024