Cirebon, Jawa Barat (ANTARA) - Perjalanan mudik Lebaran melalui jalan tol Trans-Jawa memang melelahkan. Kepadatan kendaraan dan rasa penat bisa menggerogoti semangat. Ditambah lagi, pilihan makanan di sepanjang jalan tol terkesan monoton.

Kekhawatiran itu sirna ketika pemudik tiba di Cirebon. Di kota udang ini, terdapat rumah makan yang menawarkan sensasi kuliner khas dengan sentuhan kesehatan.

Empal Gentong Sehat Bang JT siap memanjakan lidah para pemudik dengan kelezatan tak terlupakan.

Terletak di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo, Kesambi, Cirebon, Jawa Barat, tepat di seberang Grage mall atau 3 kilometer dari pintu gerbang tol Ciperna Utama, rumah makan ini menghadirkan menu utama empal gentong yang 100 persen bebas dari penyedap rasa vetsin (monosodium glutamate).

Berdiri sejak tahun 2007, rumah makan empal gentong ini dirintis oleh Nunung dan suaminya, seorang warga Taiwan yang kini menjadi warga Indonesia. Kegigihan mereka dalam menghadirkan kuliner khas Cirebon dengan sentuhan kesehatan patut diacungi jempol.

Semangkuk empal gentong dibanderol dengan harga Rp35 ribu. Rasanya yang gurih dan lezat, berpadu dengan tekstur daging yang empuk tanpa lemak, dijamin membuat para penikmat kuliner ketagihan.

Apa lagi, rumah makan ini buka selama 24 jam selama bulan Ramadhan dan bahkan sampai Hari Raya Idul Fitri. Tak heran, empal gentong ini menjadi primadona para pemudik yang ingin memanjakan lidah dan perut mereka.

Tak hanya masyarakat biasa, tokoh terkenal, seperti Puan Maharani, Anis Baswedan, Roger Danuarta (artis terkemuka) pun tak mau ketinggalan mencicipi kelezatan empal ini.

Pelayan mengantarkan pesanan Empal Gentong Sehat sebagai menu utama rumah makan di Jalan DR Cipto Mangunkusumo, Pekiringan, Kesambi Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (6/4/2024). (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo).
Pemilik Rumah Makan Bang BJ Devi (24) mengatakan menyantap empal ini bukan hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberikan asupan gizi yang seimbang karena juga kaya akan campuran rempah-rempah resep warisan orang tuanya.

Hal demikian diakuinya, karena, selain dijamin tidak menggunakan pengawet buatan, bahan makanan utama, seperti daging sapi, didapatkan langsung dari rumah pemotongan hewan ternak Jawa Barat. Begitu pun sayur-sayuran dan rempah yang digunakan dipasok dari petani daerah setempat, sehingga kesegarannya terjamin.

Dinda (27), pemudik asal Tanggerang Banten yang hendak menuju Semarang, Jawa Tengah, mengaku mendapatkan informasi keberadaan rumah makan empal dari pencarian internet dan langsung mengunjunginya.

Karyawan BUMN itu pun mengaku sengaja mencari rumah makan di luar jalan tol demi mendapatkan pengalaman dan suasana yang berbeda untuk berbuka puasa bersama tiga anggota keluarganya.

Perempuan dengan senyuman manis itu menilai walaupun tidak menggunakan penyedap buatan, empal gentong ini tetap bercita rasa gurih dan tidak meninggalkan sensasi asam segar, sebagaimana kekhasan makan dari Cirebon.

“Enak dan patut dicoba saat berkunjung ke Cirebon ya,” ujarnya, seraya bergegas berjalan meninggalkan rumah makan untuk kemudian melanjutkan perjalanan kembali menuju kampung halaman.


Pentingnya makanan sehat

Mengkonsumsi makan sehat dan bergizi menjadi hal yang penting dipenuhi pemudik yang melakukan perjalanan jauh, sehingga stamina tubuh tetap stabil.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan dr. RA Adaninggar mengatakan makanan disebut sehat dan bergizi, selain bahan bakunya, juga tidak lepas dari kebersihan proses pembuatannya itu sendiri.

Dengan mengkonsumsi makan seperti itu, maka dokter menilai pemudik bisa terhindar dari gangguan pencernaan yang kerap dialami oleh para pemudik, seperti masalah di lambung, alergi saluran pencernaan, atau masalah-masalah lain.

"Apalagi daging dan sayuran segar dan bersih, karena kandungan nutrisinya tetap terjaga, sekaligus kunci tetap menjaga kesehatan," ujarnya.

Makanan seperti ini juga baik bagi orang-orang yang punya komorbid atau penyakit penyerta. Jangan sampai ketiak mendekati Lebaran, malah penyakit komorbidnya kambuh, misalnya karena kebanyakan makan-makanan kurang sehat yang kerap dijumpai di sepanjang jalan.

Tak hanya itu, anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) ini juga mewajibkan pemudik memenuhi porsi istirahat yang cukup, setidaknya empat sampai lima jam, sehingga daya tahan tubuh tetap terjaga.

Apabila istirahat terlewat, maka imunitas seseorang dapat berdampak pada munculnya penyakit dan dapat mengganggu ketajaman daya konsentrasi.

Rasa mengantuk yang kuat, mual, dan mabuk menjadi salah satu indikator seseorang mengalami penurunan daya konsentrasi. Kondisi ini sangat berbahaya bagi pelaku perjalanan, utamanya sopir.

Bila sudah mengalami gejala tadi, dokter menyarankan segera istirahat atau memejamkan mata sejenak karena itu akan mengurangi reaksi dari mabuk atau jalan terakhir dapat meminum obat sesuai kebutuhan.

Pemerintah memastikan perhatian bagi keselamatan dan kesehatan masyarakat selama arus mudik Lebaran menjadi prioritas.

Kementerian Kesehatan memastikan seluruh jalur mudik Lebaran, baik darat, udara maupun laut telah disiagakan posko pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan puskesmas, rumah sakit rujukan terdekat.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya melaporkan bahwa jumlah keseluruhan posko fasilitas kesehatan yang disiagakan ada sebanyak 15.705 unit, semuanya terintegrasi dengan 10.107 unit puskesmas, 3.186 rumah sakit.

Jumlah posko tersebut meningkat sekitar 10-15 persen dari jumlah pelayanan satu tahun sebelumnya, untuk mengimbangi kebutuhan pemudik Lebaran tahun ini yang jumlahnya juga diprediksi meningkat menjadi 193,6 juta orang dari sebelumnya 123,8 juta orang.

Kementerian Kesehatan memastikan pelayanan di semua posko fasilitas kesehatan itu bisa dimanfaatkan oleh pemudik secara gratis. Petugas medis juga akan bersiaga selama 24 jam selama arus mudik dan arus balik hingga 18 April atau H+7 Lebaran sebagai bentuk komitmen kolaborasi lintas sektoral, demi menciptakan mudik ceria penuh makna yang dicanangkan pemerintah tahun ini.
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024