Ngawi (ANTARA News) - Hujan abu vulkanik akibat letusan kecil Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Senin, tertiup angin hingga sampai Kabupaten Ngawi dan Madiun, Jawa Timur.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi mencatat, 10 dari 19 kecamatan di Kabupaten Ngawi terdampak oleh hujan abu vulkanik Gunung Merapi.

Sepuluh kecamatan yang terkena hujan abu vulkanik itu meliputi Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Kedunggalar, Pitu, Sine, Ngrambe, Jogorogo, Widodaren, Geneng, dan Ngawi.

"Hujan abu terjadi di wilayah Ngawi sebelah barat dan tengah. Ini Karena angin berhembus ke arah timur," ujar Kepala Pelaksana BPBD Ngawi, Eko Heru Cahyono, kepada wartawan.

Menurut dia, hujan abu mulai terjadi sekitar pukul 06.30 WIB-07.00 WIB. Saat itu, abu yang beterbangan sangat tebal dan terlihat putih keabuan. Selang beberapa jam kemudian, kondisi kembali normal.

Namun, di wilayah barat seperti Mantingan, Karanganyar, Kedunggalar, Pitu, dan Sine, abu masih menyelimuti.

Untuk itu, pihak BPBD dibantu petugas kecamatan dan komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia terus memantau di lapangan. Selain memantau, BPBD juga mengimbau warga untuk mengenakan topi, masker, atau kaca mata jika keluar rumah.

Abu vulkanik masih beterbangan meski sudah berkurang. Imbauan untuk mengenakan masker dan kaca mata itu bertujuan untuk menghindari dampak negatif dari hujan abu vulkanik. Bila terhirup, bisa mengganggu pernafasan.

"Selain itu, juga dapat mengakibatkan iritasi pada mata. Juga diimbau memakai masker karena bisa berdampak pada kesehatan," kata dia.

Selain di Ngawi, hujan abu vulkanik juga sampai di sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Madiun. Seperti yang terlihat pada sejumlah mobil dan motor yang diparkir di halaman kantor Bupati Madiun. Kendaraan tersebut terlihat kotor karena terkena abu vulkanik yang bewarna abu-abu.

"Saya kaget, saat hendak pulang mendapati mobil saya sangat berdebu. Debu menempel di mana-mana, ternyata itu abu Gunung Merapi yang meletus tadi pagi," ungkap salah satu pegawai negeri sipil setempat, Yudi.

Yudi menambahkan, meski, terlihat menempel pada mobil atau pakaian dan rambut warga yang lama beraktivitas di luar ruangan, namun abu vulkanik tersebut dinilai belum mengganggu aktivitas masyarakat.

Seperti diketahui, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gunung Merapi mengalami erupsi kecil dan menyemburkan asap tebal disertai abu vulkanik hingga ketinggian 2.000 meter pada Senin pagi sekitar pukul 04.50-06.00 WIB.

Letusan tersebut dipicu oleh gempa tektonik lokal di bawah tubuh Gunung Merapi. Tipe letusannya adalah letusan freatik. Sebelumnya tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi dan saat ini status Merapi masih normal aktif (level I).

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013