Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat adanya peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik yang terjadi pada Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan peningkatan jumlah gempa itu terjadi pascagempa tektonik yang mengguncang Maluku Utara pada 9 dan 14 April 2024.
 
"Aktivitas vulkanik sampai pada 15 April 2024 masih didominasi gempa tektonik jauh. Namun, pascagempa tektonik dan terasa di area Gunung Ruang tercatat kenaikan jumlah gempa vulkanik dalam," ujarnya dalam laporan yang diterima di Jakarta, Selasa.
 
Pada 10 April 2024, jumlah gempa vulkanik dalam tercatat empat kali. Sehari kemudian pada 11 April berjumlah lima kali, pada 12 April sebanyak enam kali, pada 14 April ada 23 kali, dan hingga pukul 24.00 Wita pada 15 April ada 146 kali gempa vulkanik dalam.
 
Wafid menuturkan gempa vulkanik dalam biasanya berkaitan dengan proses migrasi magma dari kedalaman dalam menuju kedalaman dangkal.
 
"Potensi bahaya Gunung Ruang yang mungkin terjadi berupa erupsi eksplosif," katanya.

Baca juga: Gunung Semeru kembali erupsi selama 118 detik
 
Gunung Ruang merupakan gunung api bertipe strato dan menjulang tinggi 725 meter di atas permukaan laut dari batas pantai sekaligus membentuk satu pulau tersendiri yang terpisah dengan pulau lainnya.
 
Gunung Ruang secara administratif berada di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
 
Gunung berapi tersebut diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA)  di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
 
Sejarah erupsi tercatat sejak tahun 1808 dan memiliki interval erupsi berkisar antara satu hingga 30 tahun. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2002 yang merupakan erupsi eksplosif disertai awan panas yang mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan penduduk mengungsi ke tempat aman.
 
Tingkat aktivitas Gunung Ruang saat ini berada pada level I atau Normal. Pemerintah merekomendasikan agar masyarakat waspada dengan tidak mendekati kawah aktif, tidak menginap dalam kawasan kawah aktif, dan tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.
 
"Tingkat aktivitas Gunung Ruang akan ditinjau kembali jika terdapat perubahan visual dan kegempaan yang signifikan," kata Wafid.

Baca juga: Badan Geologi: Aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok masih tinggi
Baca juga: PVMBG paparkan penyebab banjir lahar dingin dari erupsi Gunung Marapi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024