Jakarta (ANTARA) - KJRI Dubai sempat terdampak banjir dengan terhentinya aliran listrik akibat banjir yang dipicu cuaca ekstrem di Uni Emirat Arab (UAE).

Selama banjir, kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha, KJRI Dubai beroperasi secara terbatas dan tetap menerima pengaduan jika ada WNI yang membutuhkan bantuan.

“KJRI terus melakukan pemantauan WNI di Dubai dan Emirat Utara yang mungkin terdampak cuaca ekstrem ini, khususnya melalui simpul-simpul masyarakat. Sejauh ini belum terdapat WNI yang menjadi korban atau membutuhkan bantuan,” kata Judha melalui pesan singkat, Rabu.

Hujan lebat yang mengguyur Dubai dan sekitarnya sejak Selasa (16/4) mengakibatkan banjir di beberapa titik kota tersebut.

Pemerintah UAE telah meminta seluruh sekolah dan pegawai pemerintah untuk beraktivitas dari rumah (distance work/learning/WFH) selama dua hari, yaitu pada 16-17 April 2024.

Kantor-kantor swasta pun diimbau untuk menerapkan kebijakan yang sama.

“Saat ini keadaan sudah membaik meskipun masih ada genangan di beberapa tempat dan sekolah, serta kantor masih beroperasi secara WFH. KJRI Dubai juga sudah mulai beroperasi secara penuh,” kata Judha.

Banjir yang disebut-sebut sebagai curah hujan terbesar di UAE dalam 75 tahun terakhir juga melanda jalan-jalan utama, bahkan mengganggu jadwal penerbangan di Bandara Internasional Dubai.

Seorang pria berusia 70 tahun dilaporkan tewas akibat bencana tersebut karena mobil yang dikendarainya hanyut terbawa banjir.

Hujan juga turun di Bahrain, Oman, Qatar, dan Arab Saudi, meskipun curah hujannya tidak sebanyak di UAE.

Baca juga: Hujan dan badai petir di Pakistan tewaskan 29 orang

Baca juga: Ratusan orang dievakuasi setelah banjir di Australia

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024