Jakarta (ANTARA) - Dokter dari Rumah Sakit Mata Cicendo dr. Made Indra Widyanatha mengatakan, diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan penglihatan, misalnya katarak, bahkan kebutaan, apabila tidak ditangani secara baik.

Dalam "Mata Bermasalah Karena Diabetes, Kok Bisa?" yang disiarkan di Jakarta, Kamis, oleh Kementerian Kesehatan, Made menyebut bahwa terdapat tiga besar komplikasi akibat diabetes, yaitu gangguan neurologi, gangguan urologi, serta gangguan mata.   

"Bisa dari mulai gangguan di kataraknya, atau dia gangguan di, bisa untuk glaukoma juga akibat kencing manis, salah satunya, atau misalnya keluar glaukoma. Atau di retina, atau bahkan di syaraf di matanya. Jadi banyak hal yang bisa terkena penyakit kencing manis ini di bagian mata," dia menjelaskan.  

Made mengatakan, pada fase-fase awal, pasien tidak mengeluhkan apapun, namun saat ada gangguan yang cukup berat, baru mereka merasakan penglihatan yang buram.

Guna menghindari hal tersebut, katanya, maka gula darah perlu dikontrol agar diabetes tersebut tidak berdampak pada penglihatan. Oleh sebab itu, kata Made, penyakit tersebut perlu diketahui secara dini, agar dapat dicegah atau ditangani secara lebih baik.

"Kalau teman-teman tidak mengendalikan gula darahnya bertahun-tahun, misalnya, 'saya males minum obat, males olahraga, tidak mau saya mengendalikan makannya'. Gula darah yang tidak terkontrol bertahun-tahun, retinanya juga bisa terjadi gangguan," katanya.

Dokter itu menilai, apabila dibiarkan, maka dampak gangguan penglihatan akibat diabetes bisa parah. Sebagai contoh, katanya, katarak yang umumnya muncul pada usia 50-55 ternyata muncul lebih awal, atau kalaupun muncul pada rentang umur tersebut, kataraknya lebih tebal.

Dia menjelaskan, terdapat dua jenis diabetes tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes tipe satu, katanya, tidak perlu langsung ke dokter mata kalau tidak ada keluhan, dan dapat ditunda beberapa bulan atau setahun.

Namun, kata dia, pada penderita diabetes tipe 2, katanya, harus segera memeriksakan matanya setelah didiagnosis terkena penyakit itu, karena penyakit tersebut sudah bulanan atau tahunan diidap sehingga ada proses penurunan selama itu, namun baru diketahui.

Dia menyebut bahwa terdapat sejumlah penanganan bagi pasien diabetes yang terkena gangguan penglihatan. Misalnya, untuk katarak, katanya, tidak berarti harus dioperasi, namun perlu dievaluasi terlebih dahulu untuk penanganan, untuk mengetahui apabila penglihatannya dapat diperbaiki dengan kacamata yang tepat.

"Yang nomor dua, gangguan di retina. Nah, gangguan di retina ini cukup banyak penanganannya. Tapi, mau seperti apapun penanganannya, misalnya kita operasi, kita laser, kita berikan obat suntikan, itu tetap tidak akan sebaik mata yang tidak punya kencing manis," katanya.

Menurutnya, mencegah lebih baik daripada mengobati, karena apabila syaraf mata sudah terdampak, maka tidak akan dapat sembuh seperti sedia kala. Begitupun kalau sudah terkena glaukoma, ujarnya.

Baca juga: Dokter ungkap hal salah kaprah soal diabetes yang diwariskan pada anak

Baca juga: Dokter: Psikologis anak penting diperhatikan saat terapi diabetes

Baca juga: BRIN teliti manfaat sorgum terhadap penurunan diabetes di Flores

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024