Soal harga dolar itu memang baru-baru ini ya, kenaikannya masih fluktuatif. Kita harus berpikir positif.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi optimistis sektor energi masih stabil dan mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik di tengah kenaikan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, serta eskalasi konflik Iran-Israel.

"Soal harga dolar itu memang baru-baru ini ya, kenaikannya masih fluktuatif. Kita harus berpikir positif," ujar Bambang dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dari sisi energi, Bambang menyampaikan bahwa parlemen bersama pemerintah sepakat untuk fokus mengawal Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru.

Apalagi dalam rencana ke depan, menurut Bambang, Indonesia perlahan sudah mulai meninggalkan energi berbahan bakar fosil. Hal ini selaras pula dengan revisi RUPTL 2021-2030 telah sejalan dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

Setidaknya dalam revisi kali ini, kata Bambang melanjutkan, PLN berencana menambah porsi pembangkit energi baru dan terbarukan sebesar 75 persen.

"Kami pada dasarnya terus menggenjot seluruh pembangunan dalam RUPTL. Sebab nantinya pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan berkaitan dengan ketersediaan energi," kata Bambang pula.

Selain itu, Bambang juga menyoroti keluhan PLN soal kelebihan suplai listrik nasional.

Menurut Bambang, hal ini perlu dikaji, sebab bertolak belakang dari fakta di lapangan, di mana animo masyarakat terhadap program pasang listrik gratis dari Kementerian ESDM masih tinggi.

"Soalnya kami lihat saat (Kementerian) ESDM pasang listrik gratis masih banyak yang butuh. Itu artinya distribusi listrik masih kurang. Problem kita di situ. Nanti mungkin skema distribusi inilah yang perlu diperbaiki," kata Bambang lagi.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) aman di tengah konflik Iran dengan Israel.

Kementerian ESDM juga menjamin harga BBM tidak akan berubah hingga Juni meski terjadi eskalasi konflik di Timur Tengah antara Iran dengan Israel.
Baca juga: BI perkirakan rupiah bakal menguat ketika ketegangan global reda
Baca juga: BI: 'Higher for longer' perlu untuk jaga stabilitas di tengah gejolak

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024