Skenario, pemerintah selalu siapkan. Namun sekarang kita masih menunggu perkembangan (konflik Iran-Israel)
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa pemerintah selalu menyiapkan skenario untuk meredam dampak gejolak geopolitik global ke perekonomian Indonesia terutama bagi sektor riil.
 
 
“Skenario, pemerintah selalu siapkan. Namun sekarang kita masih menunggu perkembangan (konflik Iran-Israel),” kata Airlangga saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
 
 
Airlangga mengatakan, sejauh ini potensi eskalasi antara Iran dan Israel belum terlihat signifikan. Pemerintah Indonesia juga masih mencermati perkembangan arah gejolak geopolitik di antara dua negara itu.
 
 
Dia menjelaskan bahwa pernyataan yang dikeluarkan para pemimpin dunia sejauh ini cenderung sama, yaitu ingin menghindari eskalasi.
 
 
Beberapa negara barat menyatakan tidak ingin terlibat dalam konflik Iran-Israel. Selain itu, imbuh Airlangga, negara tetangga di sekitar Israel, seperti Yordania, Mesir, ataupun Arab Saudi, juga menekankan untuk pentingnya mengambil sikap menahan diri atau deeskalasi.
 
 
“Sekjen PBB juga sudah meminta semua pihak untuk menahan diri dan sedang berusaha untuk mengendalikan eskalasi situasi. Sebelumnya, Iran juga menyatakan masih menunggu statement dari PBB. Jadi para pemimpin relatif statement-nya sama, hindari eskalasi,” kata dia.
 
 
Menurut Airlangga, investor memiliki tingkat kepercayaan yang baik terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Perekonomian nasional juga diperkirakan tetap tumbuh di kisaran 5 persen pada tahun ini.
 
 
“Indonesia jauh di atas perkembangan ekonomi global (yang diperkirakan tumbuh 3,2 persen pada 2024). Ekonomi global diperkirakan flatten atau tetap, sedangkan Indonesia 5,1 persen di 2025. Negara berkembang pun rata-rata (ekonomi tumbuh) di 4,2 persen,” kata dia.
 
 
Menurut Airlangga, ketahanan perekonomian Indonesia juga ditunjukkan dari hasil survei beberapa lembaga pemeringkat salah satunya Moody’s yang dirilis pada 16 April 2024.
 
 
Moody’s kembali mempertahankan sovereign credit rating (SCR) Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil.
 
 
Lembaga pemeringkat internasional itu menilai bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil serta berbagai instrumen kebijakan kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
 
 
Penilaian positif Moody’s atas kinerja perekonomian Indonesia juga sejalan dengan hasil asesmen lembaga rating lainnya, yaitu Fitch dan JCR pada bulan lalu.
 
 
Fitch kembali mempertahankan SCR Republik Indonesia pada BBB, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada 15 Maret 2024. Sementara JCR juga mempertahankan SCR Republik Indonesia pada BBB+ (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 Maret 2024.

Baca juga: Moody's proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen pada 2024
Baca juga: Menko: Imbas konflik Iran-Israel minim karena ekonomi Indonesia baik
Baca juga: BI: Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat
Baca juga: Pakar: Ekonomi Indonesia tak terdampak signifikan konflik Iran-Israel

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024