Jakarta (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta serta industri pariwisata saat ini melakukan pembicaraan untuk mengembangkan wisata bahari berbasis konservasi.

"Ada beberapa organisasi di pariwisata yang (juga) kami libatkan untuk berdiskusi," kata Kepala Bidang Kelautan Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta Imam Fitrianto dalam acara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.
 
Adapun pengembangan wisata bahari berbasis konservasi yang dimaksud, yakni memanfaatkan konsep ekonomi biru atau "blue economy" yang mengedepankan keberlanjutan, dengan tetap menjaga kesehatan ekosistem laut.
 
"Jadi sifatnya bukan masif. Karena masif sebentar saja, nanti bisa kolaps. Kalau 'blue economy' pasti berkelanjutan," ujar dia.

Baca juga: Pemprov DKI bidik peluang ekonomi dari karbon biru

Imam berpendapat sektor wisata bahari di lain sisi paling cepat dan mumpuni menerapkan konsep ekonomi biru.
 
Kemudian, guna mewujudkan pengembangan wisata bahari agar menggunakan konsep ekonomi biru diperlukan penyusunan yang sifatnya terpadu. Dalam hal ini, pemerintah perlu memasukkan konsep ekonomi biru ke dalam rencana pembangunan di Jakarta.

"Kami sering berdiskusi dengan orang di Bappeda agar konsep ini turut serta masuk ke dalamnya. Karena Jakarta saat ini tidak hanya fokus ke daratan saja," tutur Imam.
 
Selanjutnya, kata dia, perlu kemitraan antar sektor yang dituangkan dalam suatu regulasi atau perjanjian baik antara pemerintah dengan swasta maupun dengan masyarakat atau perguruan tinggi.

Baca juga: Ekonomi biru buka peluang investasi wisata bahari di Jakarta
 
Imam berpendapat, pengembangan konsep ekonomi biru memiliki peluang yang sangat besar bagi pengembangan wisata bahari di Jakarta.

Selain itu, melalui kegiatan wisata bahari, bukan hanya satu pelaku usaha saja melainkan banyak dari mereka yang juga turut berkembang.
 
Imam mencontohkan, dalam pengembangan sanggraloka atau resort bisa melibatkan nelayan-nelayan di sekitar area usaha untuk menyuplai ikan.
 
"Kemudian, kapal-kapal nelayan saat tidak digunakan untuk menangkap ikan bisa disewakan untuk wisatawan. Jadi, banyak efek ke pelaku usaha lain," kata dia.
 
 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024