Jembatan Jurangmangu di Desa Purwosono yang menghubungkan antardusun putus di tengah akibat diterjang banjir lahar dingin Semeru, sehingga tidak bisa dilewati
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Sejumlah jembatan dikabarkan putus hingga warga mengungsi ke sejumlah tempat yang aman akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru yang menerjang sejumlah desa di Kabupaten Lujmajang, Jawa Timur, Kamis (18/4) malam.

"Jembatan Jurangmangu di Desa Purwosono yang menghubungkan antardusun putus di tengah akibat diterjang banjir lahar dingin Semeru, sehingga tidak bisa dilewati," kata Kepala Desa Purwosono Hendrik Dwi Martono dalam keterangan video yang diterima di Lumajang, Jumat dini hari.

Baca juga: Getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru tercatat hampir 5 jam

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan memasang tanda agar masyarakat tidak melintas di jembatan tersebut, meskipun hanya pejalan kaki karena sangat berbahaya dan debit air di bawah jembatan cukup deras.

"Kondisi debit air cukup deras dan jembatan Jurangmangu mulai Kamis malam ditutup total. Kami berharap ada penanganan lebih lanjut dari pemerintah daerah terkait jembatan yang putus itu," tuturnya.

Derasnya banjir lahar dingin juga dikabarkan memutus jembatan gantung Gondoruso di Kecamatan Pasirian dan jembatan Desa Kloposawit di Kecamatan Candipuro, sehingga pihak perangkat desa dan warga juga memasang tanda bahwa jembatan tersebut tidak bisa dilalui.

Baca juga: Polda Jatim catat penurunan laka lantas selama Operasi Ketupat Semeru

Sementara itu warga di beberapa desa yang dilewati aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru di Lumajang juga mengungsi ke tempat yang aman karena debit air di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Semeru cukup deras dan air juga mulai masuk ke permukiman warga.

Puluhan warga di Dusun Krajan, Desa Sumberurip, Kecamatan Prononjiwo mengungsi di salah satu masjid akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru, serta warga di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro juga mengungsi di balai desa setempat.

Baca juga: Kemarin, Gunung Semeru erupsi---status Gunung Sitaro jadi siaga

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024