PLTP Kamojang menjadi salah satu rujukan dalam mempelajari pengelolaan keanekaragaman hayati dan manajemen sosial-lingkungan di sekitar wilayah pembangkit
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah merumuskan dokumen proyek Integrated Actions in the Energy and Forestry and Other Land Use Sectors (INET-ZERO).

Dalam penyusunan dokumen INET-ZERO tersebut, salah satunya dengan melakukan study visit ke area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Jawa Barat.

"Kementerian ESDM dan KLHK bersama-sama merumuskan INET-ZERO dan PLTP Kamojang menjadi salah satu rujukan dalam mempelajari pengelolaan keanekaragaman hayati dan manajemen sosial-lingkungan di sekitar wilayah pembangkit," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Agus menyebut proyek INET-ZERO yang didukung Global Environment Facility (GEF), bertujuan memperkuat sinergi antarinstitusi dan menganalisis investasi untuk mencapai target net zero nature-positive yang dilandasi komitmen global pencegahan perubahan iklim, pemeliharaan keanekaragaman hayati (CBD), dan penanggulangan degradasi lahan (UNCCD).

Tim penyusun dokumen INET-ZERO yang terdiri atas Kementerian ESDM, KLHK, dan UNDP, telah melakukan kunjungan lapangan ke PLTP Kamojang pada 15 Maret 2024.

Dalam pemaparannya, Analis Lingkungan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Syalva Taskia mengungkapkan bahwa PLTP Kamojang sangat didukung oleh aspek keseimbangan alam.

Terlebih, Kamojang merupakan salah satu area potensi pemanfaatan panas bumi yang spesial dan tentu dapat diandalkan secara berkelanjutan.

"Aktivitas pembangkit listrik di area PLTP Kamojang sangat didukung oleh alam dan diseimbangkan dengan manajemen sosial dan lingkungan, aktivitas proyek dengan alasan kerusakan lingkungan tentu sangat tidak relevan," ujarnya.

Tingkat keberlanjutan PLTP Kamojang tercermin dari proyek manajerial lingkungan yang mencakup pemanfaatan langsung di tiga sektor unggulan PGE, yaitu keanekaragaman hayati dan pembangunan masyarakat; pemanfaatan lahan dan Geothermal Information Center; serta unit produksi hidrogen hijau.

Dalam sektor biodiversity dan community development, PGE memiliki program bertajuk keanekaragaman hayati yang melibatkan masyarakat lokal serta beberapa pemangku lainnya.

Hal itu mencakup Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) yang berdiri sejak 2014, program Edu-Nursery Plant serta revegetasi di wilayah kerja panas bumi (WKP), serta pengembangan inovasi dan studi keanekaragaman hayati melalui Geothermal Information Center.

Dalam aspek sosial, PGE memiliki sejumlah program CSR unggulan bertajuk "Neng Elie", yang mencakup Kopi Geothermal, Ranger App, Sinyal Kita, Green Power Conservation, Ibun Mall, Bandung Local Agency, dan KWT Mekarsari. Seluruh kegiatan tersebut melibatkan masyarakat lokal sekitar area Kamojang.

Di sisi lain, Kopi Geothermal menjadi salah satu sorotan selama kunjungan dalam sektor pemanfaatan lahan secara langsung.

PGE juga memfasilitasi geothermal dry house untuk para petani kopi lokal.

"Pemanfaatan panas bumi di Kamojang mampu memberikan nilai ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat dan bahkan sudah ekspor ke Jepang," sebut Manajer Area HSSE PGE Hendrik Kurniawan Sinaga.

Baca juga: Pembangkit geotermal Kamojang pelopor pemanfaatan energi berkelanjutan
Baca juga: PGE Area Kamojang suplai listrik 260 ribu rumah
Baca juga: Menyulap ladang panas bumi menjadi energi

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024