Purwakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menurunkan alat berat untuk melakukan penanggulangan bencana pergerakan tanah yang terjadi di dua kampung di sekitar Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Purwakarta.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, Heryadi Erlan di Purwakarta, Sabtu, mengatakan bahwa penanganan bencana pergerakan tanah itu harus cepat karena telah mengakibatkan jalan di desa itu tak bisa dilintasi kendaraan.

Ia menyampaikan, peristiwa pergerakan tanah telah terjadi di dua kampung wilayah Kecamatan Sukatani, Kampung Cibodas dan Kampung Panyindangan, pada Selasa (16/4), sekitar pukul 13.00 WIB, dan pada Kamis (18/4) pukul 03.00 WIB.

Atas kejadian itu pihaknya telah melakukan peninjauan ke lokasi untuk mendapatkan informasi dan data yang berguna untuk melakukan tindakan terhadap lokasi pergerakan tanah tersebut.

Menurut dia, peristiwa pergerakan tanah di dua kampung itu ternyata disebabkan oleh lokasi bencana yang berada di zona kerentanan gerakan tanah menengah.

"Lokasinya berbatasan dengan lembah, sungai, tebing jalan, serta memiliki lereng yang mengalami gangguan," katanya.

Disebutkan bahwa kondisi itu dapat meningkatkan risiko terjadinya pergerakan tanah saat curah hujan tinggi.

Untuk jenis gerakan tanah yang terjadi adalah tipe rayapan, di mana tanah bergerak secara perlahan dan terus-menerus.

Ia menyebutkan, dampak dari pergerakan tanah tersebut mengakibatkan pelebaran retakan dengan lebar 35 sentimeter dan kedalaman 63 sentimeter, dengan panjang jalan yang terdampak mencapai 116 meter dan lebar 5 meter, serta tinggi anjlokan 1,5 meter.

"Kami BPBD Purwakarta bersama aparat desa, kecamatan setempat, dan instansi terkait telah melakukan peninjauan langsung dan penyelidikan saat dan setelah terjadinya bencana untuk mengetahui penyebab dan cara penanggulangannya," katanya.

Sebagai upaya penanganan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Purwakarta menurunkan alat berat dalam upaya penanggulangan bencana pergerakan tanah di Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani.

"Untuk saat ini, akses jalan akibat pergerakan tanah tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak pemerintah, masyarakat serta relawan, dan pihak swasta dalam upaya penanggulangan bencana pergerakan tanah ini," katanya.

Baca juga: Pergerakan tanah di Bekasi meluas, jalan Cikarang-Bojongmangu ambles

Baca juga: BNPB relokasi 28 rumah terdampak pergeseran tanah di Bandung Barat

Baca juga: Warga korban pergerakan tanah di Lebak waspada cuaca ekstrem

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024