Terdapat potensi hujan dengan intensitas 50 milimeter/dasarian dengan probabilitas 70 persen di sebagian Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Bima, dan Dompu
Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hujan masih berpotensi terjadi pada beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga akhir April 2024.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) Cakra Mahasurya dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Sabtu, mengatakan pada dasarian III April 2024 (21 – 30 April 2024) diprediksi hampir seluruh wilayah NTB masih berpotensi ujan dengan intensitas 20 milimeter/dasarian dengan probabilitas 80 persen.

"Terdapat potensi hujan dengan intensitas 50 milimeter/dasarian dengan probabilitas 70 persen di sebagian Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Bima, dan Dompu," katanya.

BMKG menyatakan hasil monitoring ENSO terakhir menunjukkan Indeks ENSO (+1.28) terpantau berada pada kondisi El Nino sedang atau kondisi El Nino sudah berlangsung selama 33 dasarian. Prediksi Indeks ENSO secara gradual akan beralih menjadi Netral mulai pada Mei - Juli 2024.

Baca juga: Cuaca Lebaran Topat di Lombok diprakirakan hujan

Sedangkan nilai anomali suhu permukaan air laut (SST) di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD netral (+0.24). Kondisi IOD diprediksi akan menjadi netral, setidaknya pada pertengahan tahun 2024. Aliran masa udara masih didominasi angin baratan, belokan angin terjadi di sekitar Sumatera dan Maluku.

Pertemuan angin terjadi di sekitar Sulawesi dan Laut Banda. Update terakhir Madden Julian Oscillation (MJO) terpantau aktif di wilayah Indonesia, kemudian MJO tidak aktif hingga akhir April 2024.

"MJO aktif berkaitan dengan potensi peningkatan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah NTB," katanya.

Saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir, dan tanah longsor.

"Selain itu masyarakat dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air," katanya.

Baca juga: Puncak musim kemarau di NTB diprediksi Agustus 2024
Baca juga: BMKG: Hujan disertai petir masih berpotensi terjadi di Sumut


Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024