Jakarta (ANTARA) - PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, startup bioteknologi kesehatan yang berfokus pada solusi pengujian molekuler menerima pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia untuk sektor penelitian dan pengembangan, pemanfaatan teknologi, perluasan pasar, dan lainnya.

"Kami yakin bahwa pendanaan ini akan mendukung misi kami dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mendemokratisasi solusi pengujian molekuler yang sesuai dengan konteks lokal,” kata Dr. Susanti, Co-Founder dan Chief Executive Officer PathGen dalam keterangannya, Minggu.

Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan terdapat kesenjangan akses terhadap pengobatan kanker yang komprehensif. Lebih dari 90 persen negara berpendapatan tinggi mempunyai sumber daya yang memadai. Di sisi lain, kurang dari 15 persen negara berpendapatan rendah tidak memilikinya.

Baca juga: Dosen UMP bangga PathGen wakili Indonesia di ajang XTC

Oleh karena itu, PathGen berupaya untuk menghadirkan solusi genomik di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan menyediakan alat diagnostik molekuler yang terjangkau untuk mendeteksi kanker dan berbagai penyakit lainnya di Indonesia.

Saat ini PathGen sedang mengembangkan serangkaian alat pengujian genetik molekuler untuk berbagai jenis kanker, seperti kanker kolorektal, paru-paru, serviks, dan nasofaring.

PathGen juga mengembangkan diagnostik molekuler melalui pengembangan teknologi mutakhir seperti next-generation sequencing (NGS) untuk kanker dan penyakit lainnya.

Baca juga: Kemenkes sebar alat deteksi dini ratakan kemampuan RS hadapi kanker

Teknologi itu memungkinkan analisis genom berukuran besar secara cepat dan hemat biaya, dan pada saat yang bersamaan, memfasilitasi pembuatan profil penyakit secara komprehensif.

Selain itu, PathGen berinovasi dengan patologi digital dan platform AI untuk meningkatkan akurasi dan presisi diagnostik.

Co-Founder dan Managing Partner East Venture Willson Cuaca meyakini teknologi genomik berpotensi merevolusi sistem dan infrastruktur layanan kesehatan di Indonesia, terutama untuk mendapatkan berbagai manfaat dari deteksi dini penyakit dan pengobatan presisi.

"Kami yakin bahwa investasi ini tidak hanya mendorong inovasi tetapi juga memperkuat kemampuan kita untuk meningkatkan dan menciptakan luaran klinis yang positif,” kata Wilson. 

Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya buat alat deteksi kanker rongga mulut

Baca juga: DAMO Academy manfaatkan AI untuk deteksi dini kanker pankreas

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024