Medan (ANTARA) -
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Ahmad Qosbi meminta kepada 8.624 jamaah calon haji (JCH) tahun ini harus memahami empat hal penting visa haji.
 
"Ada empat hal penting terkait visa haji, yakni pertama berlaku khusus keperluan ibadah haji," ucap Ahmad didampingi Ketua Tim Humas, Data dan Informasi Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sumut Mulia Banurea di Medan, Selasa.
 
Pihaknya menjelaskan bahwa visa haji ini tidak boleh digunakan untuk keperluan lain, selain menjalankan ibadah haji yang merupakan rukun Islam ke lima.
 
Jamaah calon haji Indonesia, khususnya asal Sumut diimbau jangan sampai tergiur, bahkan tertipu oleh tawaran berhaji dengan visa ummal (pekerja), ziarah (turis) maupun lainnya.
 
"Bahkan sampai-sampai ada menawarkan dengan sebutan visa petugas haji," jelasnya.
 
Ke dua, lanjut dia, visa haji berlaku sejak diterbitkan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, dan bukan dimulai setelah pemegang visa haji masuk ke Arab Saudi.
 
"Sementara pada ketentuan sebelumnya, visa haji ini berlaku sejak masuk ke Arab Saudi dan peraturan ini sudah diubah," tegas Ahmad.
 
Yang ke tiga, tutur dia, masa berlaku visa haji ini selama tiga bulan sejak tanggal penerbitan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.
 
"Terakhir para jamaah calon haji asal Sumut diminta meninggalkan Arab Saudi sebelum masa berlaku visa haji mereka habis," papar Ahmad.

Baca juga: Kemenag tegaskan keberangkatan haji harus gunakan visa haji
 
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sumut Zulfan Efendi menyatakan visa haji ini diterbitkan oleh Pemerintah Arab Saudi atas beberapa syarat.
 
"Pertama jamaah calon haji itu melakukan perekaman bio visa pada kabupaten/kota di Sumut. Jadi perekaman biometrik ini melalui bio visa dari Arab Saudi," katanya.

Pihaknya menyebut setelah perekaman sidik jari lewat bio visa dilakukan, kemudian perekaman tersebut diunggah bersama paspor jamaah calon haji.
 
"Jadi semuanya itu, sekarang melalui sistem. Tidak lagi manual, tapi melalui aplikasi. Jadi paspor itu tidak lagi diserahkan ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, tapi semuanya sudah melalui sistem," tegas Zulfan.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024