Jadi ayolah, come on, ini kita sedang nggak baik-baik saja gitu loh. Jadi ini sama saja kita sekarang ini menghadapi penjajah gitu, dan penjajah kita siapa? Ya perubahan iklim ini, yang sebenarnya kontributornya ya kita
Jakarta (ANTARA) - Bupati Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Mochamad Nur Arifin mengajak para kawula muda untuk bersama-sama menghadapi perubahan iklim sebagai bentuk perjuangan modern dalam mewujudkan Indonesia yang merdeka dari krisis iklim.

Bupati yang sebelumnya pernah memegang rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Wakil Bupati termuda di Indonesia ini membagikan contoh atas apa yang disebabkan oleh perubahan iklim, seperti kekeringan, banjir, dan tanah longsor.

"Jadi ayolah, come on, ini kita sedang nggak baik-baik saja gitu loh. Jadi ini sama saja kita sekarang ini menghadapi penjajah gitu, dan penjajah kita siapa? Ya perubahan iklim ini, yang sebenarnya kontributornya ya kita," kata pria kelahiran tahun 1990 itu dalam diskusi yang menjadi bagian dari Festival Pengendalian Lingkungan 2024 yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Mas Ipin, sapaan akrabnya, mengajak kepada para pemuda untuk menekan siklus karbon yang kian tak terkontrol, akibat aktivitas manusia.

Baca juga: KLHK: Sinergi dengan pemuda penting untuk atasi perubahan iklim

Untuk menghentikan krisis iklim ini, menurutnya, para pemuda harus menjadi motor penggerak, diawali dengan mengurangi polusi udara supaya dapat mengontrol iklim yang sudah rusak.

"Kalau climate-nya kita kontrol, biodiversity loss-nya bisa kita cegah, sehingga kita hidupnya bisa lebih apa ya, lebih decent (baik) dan lebih sustainable (berkelanjutan) livelihood-nya (mata pencaharian)," ucapnya.

Nur Arifin memberikan contoh atas apa yang dilakukannya dalam mendorong masyarakat Trenggalek lebih mencintai lingkungannya dengan mengadakan program Adipura Desa yang berhadiah sebesar Rp400 juta per desa.

Ia menilai program tersebut cukup berhasil dalam menciptakan masyarakat yang cinta lingkungan, yang dibuktikan dengan banyaknya warga yang membersihkan wilayah desa dan sungainya, warga yang mampu mengolah produk sampah, hingga warga yang kini memiliki kamar mandi dengan jamban yang tidak langsung membuang limbah ke sungai.

Baca juga: Wamen LHK ingatkan pemuda tanggung beban berat terkait perubahan iklim

"Setelah desanya bersih kemudian kita branding naik sedikit jadi desa wisata, akhirnya ekonomi bergerak kayak UMKM yang awalnya cuma punya bambu, nggak diapa-apain, ternyata begitu ada wisatawan, oh ternyata bisa bikin jadi merchandise ya, oh ternyata sekarang mereka sudah riset, sudah bisa bikin garam bambu," ujarnya.

Selain itu ia menyebutkan Trenggalek memiliki cita-cita sebagai kabupaten bebas karbon pada 2045 yang diawali dengan adanya salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Trenggalek yang menjadi satu-satunya BUMD bisa bertransaksi di Indonesia Carbon Exchange (IDX Carbon).

Melalui contoh tersebut, ia berharap para pemuda Indonesia dapat memperjuangkan tindakan-tindakan positif dalam menghadapi perubahan iklim, yang diawali dengan lingkungan sendiri, sebelum berkembang untuk dilakukan secara bersama oleh masyarakat.

Baca juga: Aksi tanam 100 ribu bibit pohon digelar di Trenggalek

 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024