Jenewa (ANTARA) - Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Turk mengutuk keras serangan Israel baru-baru ini di Rafah yang mengakibatkan tewasnya banyak wanita dan anak-anak.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (23/4), Turk juga memperingatkan agar tidak melakukan serangan besar-besaran ke wilayah yang dihuni lebih dari 1,2 juta warga sipil, mengatakan bahwa hal tersebut akan melanggar hukum kemanusiaan dan HAM internasional, yang kemungkinan berujung pada terjadinya lebih banyak kekejaman.
 
 Foto yang diambil pada 29 Februari 2024 ini menunjukkan pemandangan luar Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss. (Xinhua/Shi Song)


"Pada Maret lalu, Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera," ujarnya menekankan

Selain itu, dia menggarisbawahi perlunya solidaritas global untuk melindungi warga sipil di Rafah, seraya menceritakan tragedi baru-baru ini seperti bayi prematur yang dilahirkan dari seorang ibu yang terluka parah akibat serangan udara serta kematian banyak anak dan wanita dalam berbagai serangan terpisah.

Komisaris HAM PBB itu menyerukan tindakan segera untuk menghentikan penderitaan ini, menyerukan investigasi independen terhadap laporan kuburan massal dan penghancuran fasilitas medis. Dia menekankan kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata, pembebasan sandera, dan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. 
 
Orang-orang berduka atas korban tewas dalam serangan udara Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 12 Februari 2024. (Xinhua/Khaled Omar)

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024