Jakarta (ANTARA) - PT PGN Tbk melakukan inisiatif untuk mengoptimalkan produk gas alam cair (LNG) dalam rangka membantu industri di tengah terus menurunnya produksi gas bumi nasional, sekaligus menghadapi risiko geopolitik global saat ini.

"Ada satu inisiatif yang saat ini sedang PGN dorong yaitu melakukan penetrasi pasar dengan LNG. Tentu, ini perlu menjadi pertimbangan industri apabila ada kebutuhan industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa," ungkap Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, hal tersebut sebagai bentuk antisipasi atas tantangan penurunan produksi alami (natural decline) gas bumi dan sebagai bagian dari komitmen PGN sebagai penyedia energi untuk tetap membantu pemenuhan kebutuhan energi para pelanggan, terutama sektor industri, sehingga diharapkan tetap tumbuh di tengah dinamika yang terjadi saat ini.

Selain itu, lanjut Rosa, juga sejalan dengan informasi dari Kementerian ESDM pada Maret 2024 yang mengumumkan bahwa cadangan gas bumi Indonesia lebih banyak daripada minyak, namun produksi gas diperkirakan menurun dalam beberapa tahun mendatang disebabkan oleh penurunan alami sumur-sumur gas eksisting.

Dari kegiatan dengar pendapat yang dilakukan PGN, Rosa menilai banyak pelaku industri telah memahami situasi saat ini dan menyadari bahwa LNG selain memiliki keunggulan dari sisi keamanan juga tetap menawarkan biaya yang lebih kompetitif dibandingkan bahan bakar fosil lainnya, sehingga merupakan solusi yang tepat untuk membuat industri tetap tumbuh di tengah natural decline dan tantangan geopolitik.

Di banyak negara, tambahnya, LNG telah digunakan sebagai alternatif energi yang memainkan peran penting terhadap sektor industri dan berdampak positif kepada negara.

Melalui pengelolaan dan optimalisasi yang tepat, LNG juga menjadi sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk mendukung menuju target net zero emission pada 2060.

Melihat signifikannya peran LNG, Rosa menjelaskan penting juga bagi Indonesia untuk memiliki fasilitas perdagangan LNG baik ekspor maupun impor.

"Antisipasi impor tetap diperlukan seandainya ketersediaan LNG domestik tidak mencukupi kebutuhan," sebutnya.

Oleh karena itu, PGN juga bersiap dengan membentuk entitas tertentu yang akan menjalankan perdagangan LNG lintas negara.

"Kami juga perlu membangun infrastruktur hub, yang direncanakan di beberapa titik, salah satunya ada di Lamong, Jawa Timur. Kemudian, juga ada di Aceh, di Arun, dan ada di Bontang," ujar Rosa.

PGN juga mengingatkan bahwa penting untuk melakukan perencanaan serta menjalankan kebijakan energi yang relevan dengan situasi, sehingga turut menjaga kekuatan perekonomian negara.

"Dengan kondisi geopolitik yang terjadi hari ini, kemudian adanya beberapa kebijakan energi, maka kita perlu melakukan perencanaan yang baik melibatkan tidak hanya PGN, tapi juga regulator," katanya.

PGN pun telah menyiapkan rencana jangka panjang untuk 5-10 tahun mendatang terkait rencana infrastruktur yang akan dibangun sebagai penguatan komitmen memenuhi kebutuhan energi kepada pelanggan.

"Dengan demikian, kita harapkan logistic price atau biaya infrastruktur untuk menyediakan energi lebih kompetitif itu akan tercapai," sebut Rosa.

Baca juga: PGN wujudkan pemenuhan kebutuhan pelanggan lewat LNG
Baca juga: PGN gelar temu bisnis pelanggan dengan asosiasi industri
Baca juga: PGN catat pendapatan 3,65 miliar dolar AS sepanjang 2023

 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024