Kan ada (gerakan) 5M, saya mengingatkan lagi ke masyarakat (untuk menerapkan gerakan 5M)
Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi IX DPR RI Wenny Haryanto mengingatkan masyarakat Indonesia agar menerapkan gerakan 5M untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD).
 
"Kan ada (gerakan) 5M, saya mengingatkan lagi ke masyarakat (untuk menerapkan gerakan 5M)," kata Wenny dalam video singkat, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta, Jumat.
 
Lebih lanjut, dia menjelaskan gerakan 5M merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk DBD. Gerakan 5M meliputi lima tindakan, yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi, ember air, dan benda lain yang sejenis.
 
Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Ketiga mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menimbulkan perkembangbiakan nyamuk yang menularkan DBD.

Baca juga: Komisi IX DPR ajak warga ciptakan lingkungan bersih cegah DBD
Baca juga: Legislator desak DKI tingkatkan pemberantasan sarang nyamuk
 
Keempat, mengganti air di pot tanaman setiap hari. Terakhir, menimbun barang-barang bekas atau plastik sampah yang digenangi air hujan seperti ban bekas.
 
Menurut Wenny, kesadaran setiap individu untuk menerapkan gerakan 5M bernilai penting dalam menghentikan penyebaran penyakit DBD di Tanah Air.
 
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan hingga pekan ke-15 tahun 2024, tercatat 62.001 kasus demam berdarah dengue dengan angka kematian mencapai 475. Data tersebut menunjukkan kenaikan kasus yang cukup drastis hingga 3 kali lipat dari tahun sebelumnya.
 
Kementerian Kesehatan juga mencatat pada tahun ini, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah menjadi tiga provinsi dengan kasus DBD terbanyak.
 
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, pada 2023 mereka berhasil menurunkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari 143 ribu ke 115 ribu, namun perubahan iklim pada 2024 membuat kasusnya kembali naik.
 
Oleh karena itu, kata Imran, sistem diagnosis Dengue perlu ditingkatkan agar dapat mengetahui penyakit yang bersifat zoonosis serta yang disebabkan oleh lingkungan.

Baca juga: Kena DBD selama kehamilan pengaruhi kesehatan bayi di 3 tahun pertama
Baca juga: Jakarta Utara gencarkan aksi cegah demam berdarah dengue

 
 

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024