Beijing (ANTARA) - Prospek ekonomi China tetap positif seiring belanja konsumen di negara itu melonjak pada kuartal pertama 2024, menandai kontribusi yang kuat terhadap permintaan domestik dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Penjualan ritel barang-barang konsumsi China, indikator utama kekuatan konsumsi negara, naik 4,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada periode tersebut, menurut data dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China.

Para analis meyakini bahwa pertumbuhan belanja konsumen yang berkelanjutan merupakan bukti dari ketangguhan ekonomi China dan efektivitas langkah-langkah kebijakannya yang bertujuan untuk merangsang permintaan domestik.

Menurut sebuah catatan penelitian dari Zhongtai Securities, pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) per kapita untuk warga China mencapai 11.539 yuan (1 yuan = Rp2.236), atau setara 1.625 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.208), pada kuartal pertama, dengan pengeluaran konsumen per kapita mencapai 7.299 yuan.

Sementara itu, kecenderungan marginal untuk mengonsumsi (marginal propensity to consume), yang diukur dengan rasio pengeluaran konsumsi terhadap disposable income, mencapai 63,3 persen, menandai angka tertinggi baru sejak 2020.

Yuekai Securities memiliki optimisme serupa dan menyebut bahwa ekonomi China terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan, yang didukung oleh peningkatan dalam hal penawaran dan permintaan. Indeks ekspektasi bisnis dalam data indeks manajer pembelian (purchasing managers' index/PMI) menunjukkan tren kenaikan, yang mencerminkan pemulihan keyakinan secara bertahap di antara entitas-entitas mikroekonomi.

Struktur permintaan menunjukkan bahwa konsumsi jasa, investasi manufaktur canggih, dan investasi infrastruktur merupakan kekuatan pendorong utama, kata Yuekai Securities dalam sebuah catatan riset.

Total penjualan ritel barang konsumsi mengalami tingkat pertumbuhan bulanan sebesar 0,03 persen, 0,01 persen, dan 0,26 persen masing-masing pada Januari, Februari, dan Maret, dengan percepatan yang signifikan pada Maret, urai catatan itu.

"Pemulihan ekonomi China terutama didorong oleh tiga faktor, yaitu ketahanan dari ekonomi yang besar, rantai industri yang panjang, dan keuntungan yang istimewa dari economies of scale," kata Yuekai Securities.

Konsumsi jasa muncul sebagai salah satu sorotan dari data kuartal pertama.

Sebagaimana disampaikan oleh Sheng Laiyun, wakil kepala NBS, pada konferensi pers, konsumsi jasa menyumbangkan 55,7 persen terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal satu.

Jumlah perjalanan yang dilakukan selama liburan Festival Musim Semi di China melonjak 34,3 persen (yoy), melebihi jumlah yang tercatat pada periode yang sama pada 2019. Konsumsi pariwisata selama liburan itu juga melampaui level yang tercatat pada periode yang sama pada 2019, tunjuk data resmi.

Analis Great Wall Securities, Jiang Fei, mengatakan bahwa pada kuartal satu 2024, sektor manufaktur menunjukkan kekuatan relatif dalam investasi, dan investasi infrastruktur menunjukkan ketahanan. Dari sisi konsumen, antusiasme untuk melakukan perjalanan dan wisata di kalangan masyarakat telah mendorong konsumsi di industri-industri terkait.

Perkiraan terbaru dari Trip.com, sebuah agen perjalanan daring terkemuka, mengantisipasi peningkatan yang stabil dalam antusiasme perjalanan selama liburan Hari Buruh mendatang dibandingkan dengan basis perbandingan yang tinggi tahun lalu.

Wang Guanhua, juru bicara NBS, menekankan pentingnya konsumsi dalam menstimulasi dan memperluas permintaan domestik.

"China memiliki pasar konsumen yang sangat besar dengan populasi lebih dari 1,4 miliar orang. Potensi konsumsinya sangat besar, dan ketahanannya merupakan kekuatan dan sumber keyakinan terbesar kami," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2024