Mencetak gol merupakan tantangan bagi setiap pemain profesional
Jakarta (ANTARA News) - Sihir dari sirkus "othak-athik gathuk" kini juga menerpa aksi menawan gelandang Arsenal, Aaron Ramsey yang mencetak dua gol saat klubnya menang 3-0 atas Cardiff City dalam lanjutan Premier League, Sabtu (30/11).

Othak-athik gathuk, dalam bahasa Jawa berarti usaha untuk mencocok-cocokan, mengotak-atik atau menghubung-hubungan segala sesuatu. Konon, Keraton Jawa melesat pesat berkat aksi othak-athik gathuk. Dedengkotnya kelompok Punakawan yang mencakup Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk.

Kali ini tidak ada tokoh Punakawa. Kali ini tokohnya, Aaron Ramsey, pesepakbola berpaspor Wales. Ia satu kewarganegaraan dengan pemain gaek Manchester United, Ryan Giggs dan pemain termahal di dunia yang kini berkostum Real Madrid, Gareth Bale.

Kalau Bale yang berjuluk GB 11 mencetak hattrick perdananya ketika Madrid melibas Real Valladolid dengan empat gol tanpa balas dalam laga La Liga di Santiago Bernabeu, pada Sabtu (30/11), maka Ramsey mencetak dua gol berbobot plus plus plus.

Di mana bobot plus plus plusnya, di mana misteri di balik gol Ramsey? Dua gol Ramsey menyimpan misteri nyerempet-nyerempet sirkus "othak-athik gathuk" . Dua gol Ramsey dihubung-hubungkan dan dikait-kaitkan dengan kematian sejumlah pesohor kelas dunia.

Bagaikan cara kerja mesin jackpot , masukkan koin, tekan tombol, lantas jegrek...jegrek...jegrek, berhamburanlah keping-keping berharga yang dapat membuat tambun dompet dari mereka yang menyabung untung.

Begitu pula, gol yang dicetak oleh Ramsey belakangan ini dilekat-lekatkan dengan kematian aktor Hollywood, Paul Walker yang meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di Santa Clarita, di luar kota Los Angeles, California.

Sihir dari sirkus othak-athik gathuk bukan hanya menyentuh aktor terkenal yang membintangi film waralaba Fast dan Furious itu. Ajal sederet tokoh terkenal sejagat secara kebetulan dicocok-cocokkan atau disanding-sandingkan tidak lama setelah Ramsey mencetak gol.

Begitu Ramsey melesakkan bola ke gawang lawan, selang berapa hari sejumlah tokoh dunia menghadap Yang Ilahi. Kematian manusia lantas dijejali aksi othak-athik gathuk. Sejumlah media massa global, utamanya Inggris, lantas menulisnya sebagai misteri dari gol Ramsey.

Beberapa tokoh itu yaitu Al Qaeda, Osama bin Laden; pendiri Apple Inc, Steve Jobs; mantan Presiden Libya, Moammar Khadafy; dan penyanyi Jazz, Whitney Houston.

Selain kematian yang merupakan misteri Ilahi, peristiwa alam gempa bumi di Chile dengan kekuatan 8,8 skala Richter beberapa waktu lalu pernah dikait-kaitkan dengan cedera kaki yang dialami Ramsey.

Inggris kaya dengan dunia serba sihir. Tengoklah sejumlah kuil-kuil keramat di tanah Inggris dan bacalah novel berseri karangan JK Rowling "Harry Potter". Lantas, siapa sebenarnya Aaron Ramsey?

Ramsey, diboyong Arsenal dari Cardiff sejak musim panas 2008. Ia mengawali debutnya dengan penampilan gemilang ketika melawan Olympiacos di ajang Liga Champions. Puluhan ribu penonton waktu itu seakan tersihir dengan aksi Ramsey di lapangan. Setelah itu, ia mengemas gol demi gol baik di ajang Premier League maupun laga internasional.

Perjalanan kariernya bukan tanpa hambatan. Ia pernah mengalami retak pada kaki kanannya ketika melawan Stoke pada Februari 2010.

Setelah dibekap cedera, ia pulih kemudian didaulat meneken kontrak jangka panjang dengan Arsenal. Ia membayar kontan kepercayaan klubnya dengan tampil gemilang ketika melawan Manchester United musim lalu.

Ia pernah dipinjamkan ke Nottingham Forest (November 2010) dan ke Cardiff (Januari 2011). Ia juga menjadi kapten kesebelasan tim nasional Wales.

Catatan singkat perjalanan karier Ramsey itu menunjukkan bahwa ia hanyalah insan ciptaan Ilahi. Apakah ia demikian berkuasa sampai-sampai mampu merebut api dari misteri Sang Pencipta, salah satunya misteri kematian?

Seorang fan setia Arsenal sampai-sampai menulis di forum media sosial, "Saya khawatir bahkan prihatin dengan aksi di luar kendali ketika ia (Ramsey) mencetak lebih banyak gol." Seseorang menulis di media Facebook bernada provokatif, "Selamatkan dan amankan Aaron Ramsey, jika memang ingin menyelematkan nyawa seseorang."

Gol yang dicetak Ramsey bertuah kematian yang dibalut dalam misteri. Apa sebenarnya kematian? Hakehat kematian dapat dirumuskan sebagai berakhirnya kehidupan (cessatio vitae), atau berhentinya makhluk hidup (cessatio entis viventis).

Dua istilah Latin klasik yang melukiskan dan memampatkan misteri kematian itu sama-sama bernuansa negatif, artinya kematian berkaitan dengan berakhirnya dan berhentinya denyut kehidupan; padahal kematian merupakan peristiwa yang tidak terelakkan bagi setiap manusia.

Bagaimana mungkin bahwa makhluk yang telah melakoni menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, tahun demi tahun, justru ujung-ujungnya disergap kematian tanpa mampu memberi perlawanan dengan menyusun aneka strategi "kick and rush" dari sepak bola kontemporer khas kehidupan?

Beberapa filosof coba memberi jawaban mengenai misteri kematian manusia. Mazhab Stoa menyebut bahwa kematian menjadikan manusia melebur kembali dalam dan bersama alam. Kematian ditunggu dan dinanti oleh setiap manusia tanpa disertai rasa panik.

Schopenhauer melihat bahwa kematian dinantikan oleh setiap manusia tanpa kecuali, karena kematian dianggap sebagai pembebasan dari hidup yang dirasa sarat kejahatan dan keburukan.

Friedrich Nietzsche memandang bahwa manusia harus memandang kematian dengan rasa bangga dan perkasa. Manusia bahkan dituntut untuk menantang kematian. Menurut bapak Psikonalisa Sigmund Freud, dalam setiap manusia ditemukan suatu dorongan atau keinginan tidak sadar menuju kematian.

Martin Heidegger melihat bahwa manusia harus menerima segala yang nyata soal hidup dan mati dengan ketabahan, dengan begitu manusia mampu memahami "das Sein".

Tokoh eksistensialisme kondang, Jean-Paul Sartre menilik bahwa dari kematian yang tidak masuk akal, tampak bahwa seluruh keberadaan manusia dengan segala kebebasannya justru ia absurd (une passion inutile). Berbekal kebebasan itulah, manusia harus memupuk dan merayakan kehidupan dengan keberanian sampai akhir. Dan Albert Camus menukik kepada pilihan bahwa satu-satunya hal filosofis yang sah hanyalah bunuh diri.

Pandangan mengenai kematian yang diungkap oleh para filosof itu lebih mengerucut kepada hidup manusia yang dimusnahkan, padahal kematian wajib dihadapi dengan kepercayaan sarat cinta.

Gabriel Marcel menunjukkan bahwa mencintai berarti mengatakan "Engkau tidak akan mati." Dalam cinta kasih ditemukan kepastian yang menjembatani kematian.

Nah, seluruh elemen mendasar kematian justru ada termaktub dalam sepak bola. Dalam sepak bola terkandung pembebasan dari hidup yang dirasa sarat kejahatan dan keburukan (Schopenhauer).

Bila sebuah tim ingin memenangi pertandingan, maka syarat-syaratnya mereka perlu memiliki rasa bangga dan perkasa (Nietzsche), siap hidup dan mati di lapangan (Heidegger), memupuk dan merayakan setiap laga dengan keberanian sampai akhir (Sartre).

Sepak bola dimainkan dengan hati yang bebas merdeka, karena itu sepak bola kerap digadang-gadang sebagai hal yang absurd (Camus).

Salah satu contoh dari hal yang absurd dari sepak bola, bila pemain melakukan aksi bunuh diri. Bersama Marcel, para penggila sepak bola seakan berteriak lantang, hanya dengan sepak bola "Engkau tidak akan mati".

Pandangan-pandangan seputar misteri kematian yang menyelimuti sejumlah gol yang dicetak oleh Ramsey akan lebih bercitarasa positif bila diajukan pertanyaan apa yang telah disumbangkan dan dilakukan Ramsey bagi Arsenal?

Duet Mesut Oezil bersama Ramsey punya masa depan menjanjikan bagi Arsenal. Oezil salah satu pemain terbaik dunia, sementara penampilan Ramsey berperan sebagai salah seorang motor dari delapan kemenangan yang diraih oleh The Gunner dalam sepuluh pertandingan di ajang Premier League musim 2012/2013.

Pemain asal Wales itu mengukuhkan diri sebagai gelandang bertahan yang pantang menyerah. Fans Arsenal membaptis Ramsey sebagai pemain yang punya cinta dan hati bagi klubnya.

Ramsey juga piawai berperan sebagai gelandang serang yang meneror pertahanan lawan. Ia telah mencetak empat gol dari tujuh laga bagi klubnya dan bagi negaranya.

Ketika berperan sebagai gelandang bertahan, gaya bermain Ramsey mengingatkan publik bola akan gaya penampilan Adel Taarabt dan Dimitar Berbatov. Ia punya kemampuan tekel yang mumpuni, mampu melepas umpan dengan jitu terarah.

Ketika bertanding melawan Tottenham, ia tampil penuh tenaga terus turun naik sebagai gelandang. Bersama Cazorla, Walcott dan Oezil, maka penampilan Ramsey bakal terus bersinar baik sebagai gelandang serang maupun sebagai gelandang bertahan.

Nah, masihkan paparan data dan hamparan fakta itu mengukuhkan anggapan bahwa ada misteri kematian di balik gol-gol yang dicetak oleh Ramsey?

Manajer Arsenal, Arsene Wenger berkomentar mengenai Ramsey dengan menyatakan, "Saya tidak akan menjual dia dengan harga 50 juta pound. Jika Aaron terus tampil maksimal sepanjang musim ini, bukan tidak mungkin ia terpilih menjadi pemain terbaik tahun ini."

"Aaron senantiasa bergembira, dengan begitu kami mampu memenangi laga. Ia bemain apik ketika melawan Cardiff. Ia juga menunjukkan hormat baik kepada Wales maupun Cardiff," kata manajer asal Prancis itu.

Salah satu pemain legendaris Cardiff City Nathan Blake mengatakan, "Tokoh Rambo punya kekuatan hebat dan tangguh menghadapi setiap lawan. Aaron tampil semakin matang dan besar kemungkinan penampilannya terus meningkat dan terus menjanjikan di masa depan."

Dan Ramsey menimpali dengan menyatakan, "Saya berharap di masa depan saya mampu mewujudkan harapan mereka yang setiap menyaksikan penampilan kami di setiap pertandingan."

"Saya berharap, saya dapat tampil semakin produktif mencetak gol. Mencetak gol merupakan tantangan bagi setiap pemain profesional."

Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013