Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar kegiatan walking tour bertajuk Telusur sebagai bagian dari gerakan Cipta Kawasan Pemajuan Kebudayaan yang masuk dalam program Pekan Kebudayaan Nasional (PKN).

Penggagas gerakan Cipta Kawasan Pemajuan Kebudayaan sekaligus kurator PKN Handoko Hendroyono mengatakan kegiatan Telusur menjadi langkah awal untuk memantik perbincangan publik terkait urgensi cipta kawasan kalcer (kawasan pemajuan kebudayaan) yang berdampak dan lestari sekaligus menggerakkan ekonomi kebudayaan di sekitar kawasan.
 
“Tujuan dari gerakan Cipta Kawasan Pemajuan Kebudayaan ini semacam gerakan penyadaran publik tentang kawasan kalcer, dimulai dari Lapangan Banteng. Kami menilai gerakan ini punya potensi luar biasa, tidak hanya merawat status bangunan heritage, namun juga memori kolektif mengenai bangunan tersebut,” kata Handoko di Jakarta pada Minggu.
 
Adapun kegiatan hari itu mengunjungi beberapa lokasi dan gedung di sekitar kawasan pemajuan kebudayaan Lapangan Banteng, seperti PosBloc, Gedung Kesenian Jakarta, Galeri Foto & Museum Jurnalistik ANTARA, Gedung Tio Tek Hong, Kapel Santa Ursula, Masjid Istiqlal, Museum Katedral, Gedung Kimia Farma dan Gedung AA Maramis, dengan dipandu oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang arsitek serta bangunan bersejarah.
 
Baca juga: Kemendikbudristek latih 245 duta teknologi transformasi pendidikan
 
Selain untuk memantik perbincangan publik terkait urgensi cipta kawasan kalcer, pihaknya juga meyakini kegiatan Telusur pada akhirnya dapat menawarkan potensi ekonomi berbasis kebudayaan.

Menurut Handoko, potensi kebudayaan, mulai dari sejarah, bahasa, cara hidup, fesyen hingga gastronomi dalam lingkup kecil seperti kota sejatinya sarat akan diskursus ekonomi kebudayaan yang dapat memberdayakan pelaku sekaligus masyarakat setempat.
 
Misalnya saja, ia menyebutkan bekas gedung kantor pos Belanda PosBloc dan Museum Jurnalistik ANTARA yang dapat menjadi ruang kolaboratif untuk menampilkan kegiatan ekonomi berbasis kebudayaan, mulai dari pameran kebudayaan, peragaan busana, pagelaran pentas seni, hingga festival UMKM kelokalan.
 
“Karena kawasan kalcer tersebut merupakan harta karun yang sangat luar biasa. Bayangkan kalau kita bisa membuat sebuah event atau festival yang mengkolaborasikan kegiatan ekonomi dengan kebudayaan, misalnya festival kopi Nusantara. Pameran arsip fotonya bisa di Museum ANTARA kemudian pentas musik atau demo membuat kopinya di PosBloc,” jelasnya

Oleh karena itu, ia sangat berharap berbagai pihak dapat merespon positif dan bersedia berkolaborasi mengambil bagian dalam gerakan Cipta Kawasan Pemajuan Kebudayaan tersebut.

Baca juga: Kemendikbudristek bangun budaya sadar bencana lewat SPAB

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024