Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menaiki mobil taktis yang disopiri oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi dan dikawal langsung oleh menantu Luhut sekaligus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, di lapangan Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa.

Saat momentum upacara perayaan HUT ke-72 Kopassus usai, seluruh pejabat tinggi TNI dan mantan pejabat Kopassus terlihat saling bersalam-salaman di tenda VIP upacara.

Di tengah momen saling bersalaman itu, Luhut terlihat baru datang dan langsung masuk ke lokasi mobil taktis yang tepat berada depan bangku tamu VIP.

Kedatangan Luhut pun langsung disambut para pejabat tinggi yang ada di sana, tidak terkecuali Djon Afriandi dan Maruli Simanjuntak.

Pertemuan yang hangat pun sempat tercipta. Sesaat setelah pertemuan itu berlangsung, Luhut langsung duduk di kursi depan mobil taktis tersebut.

Danjen Kopassus secara inisiatif langsung duduk di bangku sopir mobil. Setelah itu, Maruli langsung sigap berdiri persis di samping Luhut sambil bergelantungan di pegangan besi.

Tepat di belakang Maruli, terlihat ada Mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan. Luhut pun sempat menyapa awak media dari dalam mobil. Namun demikian, Luhut tidak mengatakan sepatah dua patah kata pun kepada mereka.

Rombongan para petinggi dan mantan pimpinan TNI itu langsung melaju mengendarai kendaraan taktis menuju gedung Nanggala untuk mengikuti acara selanjutnya.

Beberapa nama besar tampak hadir dalam upacara HUT Kopassus ke 72 itu diantaranya Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto, Panglima TNI Jendral TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo dan mantan KSAD Jenderal TNI Prun Dudung Abdurachman.

Sebelumnya, 16 April 1952 merupakan hari lahirnya Kopassus. Pembentukan Kopassus tersebut bermula dari adanya peristiwa pemberontakan yang dilakukan kelompok bernama Republik Maluku Selatan (RMS) tahun 1950.

Kelompok ini pun berhasil ditumpas oleh pasukan yang dikerahkan Panglima Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang. Namun operasi menumpas RMS memakan cukup banyak korban dari TNI.

Padahal, RMS sendiri miliki kekuatan militer yang jauh lebih kecil dari pada TNI. Hal ini yang menyadarkan TNI bahwa strategi perang, taktik dan keahlian perorangan yang mumpuni penting untuk melakukan serangan yang efektif dan efisien.

Peristiwa inilah yang mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk membentuk pasukan khusus yang memiliki keahlian taktik perang tinggi serta personel dengan kemampuan di atas rata-rata.

Gagasan ini pun disambut baik oleh Kolonel A.E. Kawilarang sehingga terbentuk Kesatuan Komando Teritorium III pada 16 April 1952 yang menjadi cikal-bakal Kopassus.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024