Dalam sustainable portfolio ini, relatif seimbang antara green portfolio dan social portfolio
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat total portofolio pembiayaan berkelanjutan tumbuh sebesar 14 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp264 triliun pada akhir Maret 2024 atau setara dengan 24 persen dari total portofolio kredit secara bank only.

"Hingga akhir Maret 2024, Bank Mandiri memiliki sustainable portfolio sebesar Rp264 triliun atau tumbuh sebesar 14 persen YoY. Dalam sustainable portfolio ini, relatif seimbang antara green portfolio dan social portfolio," kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar saat konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.

Dari aspek lingkungan, total portofolio hijau Bank Mandiri hingga akhir kuartal I 2024 telah mencapai Rp130 triliun atau tumbuh sebesar 19,3 persen YoY. Alexandra mengatakan, hal ini didukung oleh penerbitan instrumen pendanaan berkelanjutan secara konsisten sejak tahun 2021 seperti obligasi berkelanjutan, green bonds, serta environmental, social and governance (ESG) repo

Sementara dari aspek sosial, Bank Mandiri menjaga penyaluran kredit kepada pelaku UMKM sampai dengan Maret 2024 sebesar Rp134 triliun atau meningkat sebesar 9 persen YoY.

Secara keseluruhan, Alexandra merinci, pertumbuhan portofolio berkelanjutan didominasi oleh sektor agrikultur berkelanjutan yang tumbuh 13,8 persen YoY. Kemudian, sektor energi terbarukan (renewable energy) tumbuh 12,8 persen YoY, bangunan hijau (green building) tumbuh 100 persen, eco efficient product tumbuh 45,5 persen YoY, serta transportasi bersih (clean transportation) tumbuh 27,9 persen YoY.

Kemudian, Bank Mandiri secara bertahap juga telah meningkatkan portofolio pada sektor energi baru terbarukan (EBT) dengan eksposur sebesar 27 persen dari total portfolio pembiayaan sektor energi, setara dengan Rp7,98 triliun atau tumbuh 15,0 persen YoY.

"Hal ini kami realisasikan dengan memberikan pinjaman kepada proyek-proyek EBT seperti pembangkit listrik tenaga air di Poso, Kerinci, dan Malea," kata Alexandra.

Selain itu, Bank Mandiri terus memperluas eksposur pada proyek-proyek EBT lainnya yang sangat potensial seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung, pembangkit listrik tenaga angin (PLTA), dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Alexandra mengatakan, Bank Mandiri berkomitmen untuk secara aktif mendukung dan berperan dalam upaya menuju low carbon economy yang tetap dipegang teguh di tahun 2024, termasuk untuk mencapai net zero emission operation pada tahun 2030 serta financing pada tahun 2060 atau lebih awal.

"Dengan mengintegrasikan prinsip sustainable financing ke dalam kegiatan penyaluran kredit, Bank Mandiri secara berkelanjutan akan semakin memperluas dampak positif bagi jutaan masyarakat Indonesia, baik untuk UMKM, pertanian, energi terbarukan, transportasi bersih, dan berbagai kegiatan lainnya yang selaras dengan prinsip ESG," kata Alexandra.

Baca juga: Kopra by Mandiri catat nilai transaksi Rp4.800 triliun hingga Q1 2024
Baca juga: Nilai transaksi Livin' Mandiri capai Rp921 triliun di kuartal I 2024

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024