Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menerbitkan tips kepada masyarakat dalam menghadapi suhu panas ekstrem selama musim kemarau di daerah itu.

"Saat ini suhu panas ekstrem sudah terjadi di beberapa negara tetangga kita, seperti Filipina, Thailand mencapai 48 derajat Celcius," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Minggu.

Baca juga: Panas ekstrem dapat berdampak pada kesehatan mental

BMKG, lanjutnya, menyatakan bahwa musim kemarau di Indonesia terjadi pada Mei hingga Agustus 2024 dan ini perlu diwaspadai dan diimbau masyarakat untuk menjalankan tips dalam mengantisipasi suhu panas dampak musim panas yang ekstrem ini.

Tips menghadapi cuaca panas, yaitu cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak, jangan menunggu haus. Hindari minum minuman berenergi, bercafein, alkohol, dan minuman manis.

Hindari kontak langsung dengan sinar matahari secara langsung, gunakan payung, pelindung kepala. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar.

Selanjutnya, hindari menggunakan baju yang berwarna gelap agar tak menyerap matahari dan sedapat mungkin berteduh dari sinar matahari, terutama antara pukul 11.00 hingga 15.00 WIB.

Jangan meninggalkan siapapun di dalam mobil dalam kondisi parkir, baik dengan kaca jendela terbuka maupun tertutup. Gunakan sunscreen pada kulit yang tak tertutup. Sediakan botol semprot air yang dingin untuk semprotkan ke muka dan daerah yang terkena sinar matahari. Sebaiknya beraktivitas di dalam ruangan.

Ia mengimbau masyarakat untuk waspada jika timbul gejala ini saat udara panas, seperti beringat berlebihan, kulit terasa panas dan kering, rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat.

Baca juga: Indonesia aman dari efek gelombang panas

Baca juga: Beberapa kiat hadapi cuaca panas ekstrem tahun 2024


Kulit terlihat pucat, kram pada kaki, mual, muntah, pusing dan urine yang sedikit dan berwarna kuning pekat

"Jika terjadi pada kita, dinginkan tubuh dengan kain basah pada pergelangan tangan, leher dan lipatan tubuh lainnya serta perbanyak minum air, jika masih berlanjut, hanya Tuhan yang tahu," katanya.

Pewarta: Aprionis
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024