Kementerian Pertanian menggencarkan pompanisasi sebagai upaya peningkatan produksi yang sempat turun akibat El Nino panjang
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) Prihasto Setyanto terjun langsung ke lapangan membantu petani di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dalam memaksimalkan penggunaan pompanisasi dalam pengairan persawahan.

“Kementerian Pertanian menggencarkan pompanisasi sebagai upaya peningkatan produksi yang sempat turun akibat El Nino panjang, program yang digagas Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ini sudah berjalan hampir di semua provinsi termasuk Purbalingga, Jateng ini,” kata Prihasto dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Meski begitu, Prihasto menerangkan terdapat beberapa perawatan yang wajib dilakukan petani ketika pompa sudah berjalan. Ia berbagi cara dan pengalaman dalam merawat mesin yang perlu dilakukan secara berkala kepada petani di Purbalingga.

“Jadi pompa seperti ini saya sudah punya pengalaman, saya dulu juga seorang teknisi yang biasa bekerja di sawah, yang biasa menggunakan pompa seperti ini. Menurut saya selama dirawat dengan baik, olinya dijaga dengan baik, ini bisa bertahan tahunan," ujar Prihasto saat berdialog dengan para petani di Desa Kalialang, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.

Prihasto mengatakan, pompanisasi adalah solusi cepat yang dirancang khusus untuk mengatasi kekeringan dengan memanfaatkan air sungai basah alias sungai yang tidak pernah kering. Dengan pompa, indeks pertanaman yang tadinya satu kali bisa meningkat jadi tiga kali.

Dia menyebutkan bahwa saat ini ada sekitar 3 juta hektare lahan tadah hujan yang dapat ditingkatkan indeks pertanaman (IP) dan produktivitasnya. Khusus lahan tadah hujan untuk wilayah Jawa Tengah tercatat mencapai 267.655 hektare.

"Berdasarkan pencatatan pelaporan yang ada, di Kabupaten Purbalingga ini baru 10 hektar (lahan tadah hujan). Karena itu, saya datang disini siap untuk memfasilitasi Bapak Ibu semua. Tapi tolong saya juga dibantu, agar apa yang sudah diberikan kepada masyarakat itu betul-betul dimanfaatkan dan dijaga," katanya.

Selain itu, kata Prihasto, pemeriksaan air juga menjadi faktor penting yang harus dilakukan para petani. Ketersediaan air sangat penting dalam menentukan naik tidaknya indeks pertanaman dan perluasan areal tanam (PAT).

"Jangan sampai ketika nyedot, airnya malah tidak ada. Misalnya pakai air tanah, lupa ternyata debit air tanahnya sudah berkurang. Mesin nyala terus, tidak ada yang disedot. Panas, akhirnya jebol mesinnya Pak. Ini pengalaman saya dan harus menjadi perhatian," katanya.

Prihasto menambahkan para petani bisa membangun rumah pompa secara permanen apabila debit air di sungai yang ada dalam kondisi melimpah. Adapun pompa yang bisa digunakan harus berukuran besar seperti 4 inci hingga 8 inci.

Ia berharap kebersamaan antara anggota kelompok tani dapat bangun rumah pompa, membangun fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh para petani itu sendiri.

“Kalau yang ukuran 4 inci saja, dengan mesin kurang lebih sekitar 8,5 pk, itu saja beratnya itu hampir 200 kilo. Saya dulu juga biasa mengangkat-angkat mesin itu. Kalau yang 8 inci lebih berat lagi hampir lebih dari 500 kilo itu. Lebih baik ditaruh di tempat yang permanen. Tapi pastikan di tempat permanen tersebut airnya cukup, debit airnya cukup," katanya.

Prihasto juga mengaku sudah berkeliling ke lebih dari 10 kabupaten di Jawa. Langkah itu dilakukan untuk memastikan pompanisasi berjalan sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan mampu mengoptimalkan lahan tadah hujan sehingga mampu meningkatkan IP dan produktivitas pertanian.

"Saya sudah ke Pati, Blora, Bulogan, Rembang, Pemalang, Pekalongan, kemarin ke Kebumen, Banyumas, Cilacap. Minggu depan saya kelilingi lagi, pokoknya Jawa Tengah mau saya jamah untuk memastikan produksi berjalan dengan baik," jelas Prihasto.

Baca juga: Mentan pacu produksi pertanian Nusa Tenggara Barat lewat pompanisasi
Baca juga: Atasi dampak El Nino, Kementan kawal sistem pompa di Boyolali
Baca juga: Kementan optimalkan lahan tadah hujan tingkatkan pertanian di Kebumen


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024