Badan Geologi ini, yang tadinya kami berkutat di ilmu saja, sekarang sudah mulai mengurusi regulasi.
Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mempelajari dan mendalami penerapan regulasi terkait tata kelola air tanah di negara-negara lain melalui World Water Forum ke-10 di Bali.

“Badan Geologi ini, yang tadinya kami berkutat di ilmu saja, sekarang sudah mulai mengurusi regulasi. Sehingga, kami patut mendengarkan pengalaman negara-negara lain,” ujar Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid ketika ditemui di Jakarta, Selasa.

Adapun salah satu regulasi tata kelola air tanah yang ingin Indonesia dalami adalah terkait dengan Nilai Perolehan Air Tanah atau NPA. NPA adalah nilai air tanah yang telah diambil dan dikenai pajak air tanah.

“Kami sudah coba cek di negara-negara lain, ada NPA atau nggak. Ternyata ada, dan NPA di Indonesia cenderung lebih rendah dibanding negara-negara sekitar. Jadi, ya, kami memang betul-betul fokus ke situ,” ujar Wafid.

Wafid menjelaskan bahwa wawasan mengenai tata kelola air tanah memegang peranan yang sangat penting untuk masa depan.

Menurut Wafid, air akan menjadi komoditas termahal, bahkan lebih mahal apabila dibandingkan dengan mineral lainnya.

Selama ini, kata Wafid melanjutkan, Indonesia banyak belajar mengenai tata kelola air tanah dari Korea Selatan, Denmark, dan negara-negara lainnya.

“Nanti, di World Water Forum, kan berbagi pengalaman dan sebagainya. Nanti bisa melihat, mana update (pembaruan) teknologi dari yang sudah ada, dan sebagainya,” kata Wafid.

World Water Forum ke-10 fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).

Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.

Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan 4 organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan World Water Forum ke-10 yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Baca juga: Kementerian PUPR ingin kecukupan air tanah terus dijaga
Baca juga: Urgensi Badan Pangan Nasional dalam tata kelola pangan tanah air

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024