Untuk dapat meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas di lahan tadah hujan, maka prasarana dan sarana produksi pertanian menjadi kunci sukses upaya tersebut
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan bantuan sarana dan prasarana pertanian senilai Rp324.692.000.000 atau Rp324,6 miliar di Provinsi Jawa Barat (Jabar), untuk menunjang optimalisasi program pompanisasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut di tengah dampak fenomena El Nino.

“Kami menyalurkan bantuan sarana dan prasarana pertanian senilai Rp324.692.000.000 untuk petani di Jawa Barat di tahun 2024, berupa pompa air, traktor roda dua dan traktor roda empat,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Mentan merinci jenis bantuan yang diserahkan untuk memacu produktivitas pertanian Jawa Barat yakni 10 ribu unit pompa air, 296 unit traktor roda dua, dan 19 unit traktor roda empat. Seluruh bantuan alat pertanian itu akan didistribusikan ke 27 kabupaten/kota.

Dia berharap bantuan tersebut mampu mengairi lahan tadah hujan sehingga mampu berproduksi dalam penyediaan pangan dalam negeri dan mewujudkan swasembada pangan bagi bangsa.

Ia menuturkan untuk bantuan pompa air di Jawa Barat, awalnya dialokasikan sebanyak 4.100 unit, lalu ditambah hingga menjadi 10 ribu unit. Dari jumlah tersebut, Amran mengatakan bahwa bantuan tersebut merupakan terbesar selama penyaluran bantuan pertanian di provinsi tersebut.

Amran mengaku optimistis dengan adanya program pompanisasi yang saat ini digulirkan bisa memperkuat perekonomian khususnya di Jawa Barat menjadi lebih kuat dan produktif melalui peningkatan produktivitas pertanian.

Menurut Mentan pertanian padi di daerah tersebut memiliki potensi lahan tanam seluas 343 ribu hektare. Jika lahan tersebut digarap dengan baik maka dapat meningkatkan produksi mencapai 2,5 juta ton.

Oleh karena itu, lanjut Amran, pompanisasi dipastikan dapat membantu petani untuk tetap berproduksi dan meningkatkan indeks pertanaman meski di tengah ancaman fenomena perubahan iklim El Nino.

Amran menambahkan salah satu isu penting di dunia saat ini mengenai ketersediaan pangan dalam jumlah cukup dan harga terjangkau. Apabila usaha-usaha dalam rangka pencegahan adanya kekurangan pangan tidak dilakukan, maka suatu negara seperti Indonesia bahkan dunia akan mengalami krisis pangan.

Selain itu, harga pangan dari waktu ke waktu akan mengalami kecenderungan naik, bukan karena stok yang terbatas, akan tetapi lebih karena keterbatasan akses untuk memperoleh pangan.

Untuk itu, menurut Amran, strategi ketahanan pangan nasional hendaknya tidak hanya diarahkan untuk mencapai kecukupan akan pangan tetapi diarahkan kepada kemandirian dan kedaulatan pangan (swasembada pangan) serta peningkatan daya saing produk-produk pangan nasional.

Menyikapi berbagai persoalan mendasar tersebut, lanjut Amran, diperlukan kebijakan dan langkah terobosan untuk meningkatkan produksi pangan pada kondisi adanya perubahan iklim ekstrem, menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakat dan mendukung pencapaian Indonesia sebagai lumbung pangan dunia melalui kegiatan perluasan areal tanam (PAT) melalui kegiatan pompanisasi.

“Untuk dapat meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas di lahan tadah hujan, maka prasarana dan sarana produksi pertanian menjadi kunci sukses upaya tersebut,” kata Mentan.

Baca juga: Mentan siap bangun klaster pertanian modern libatkan anak muda Bandung
Baca juga: Mentan serahkan bantuan 10 ribu pompa air untuk petani di Jawa Barat
Baca juga: Mentan optimistis pompanisasi bisa hasilkan Rp150 triliun bagi Jabar

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024