Samarinda (ANTARA) - Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan sekadar memindahkan pusat pemerintahan. Ibarat simfoni megah, pembangunannya menggemakan kemajuan bangsa, mengantarkan negara melangkah menuju Indonesia Emas, simbol kegemilangan Nusantara pada masa depan.

Progres pembangunan Ibu Kota Nusantara terus melaju. Hingga saat ini, pembangunannya telah mencapai 80,82 persen, di antaranya Istana Presiden dan Lapangan Upacara 60,54 persen, Kawasan Istana 80,95 persen, dan gedung Kementerian Koordinator 49,30 persen.

Lebih dari sekadar infrastruktur, Ibu Kota Nusantara adalah wujud nyata komitmen Indonesia untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Kota ini dirancang dengan konsep kota cerdas, memadukan kemajuan teknologi dengan harmoni alam.

Pembangunan Ibu Kota Nusantara tak hanya berfokus pada kawasan inti. Lima mitra kawasan IKN, yaitu Penajam Paser Utara, Balikpapan, Paser, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara, turut memainkan peran penting.

Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci dalam memperkuat ibu kota baru Indonesia dan memajukan wilayah penyangga. Pembangunan yang merata dan berkelanjutan adalah kuncinya, memastikan kemakmuran bagi seluruh rakyat.

Di balik gemerlap kemajuan, tantangan pun membentang. Ketersediaan SDM berkualitas, interkoneksi antarwilayah, dan pemberdayaan ekonomi lokal menjadi perhatian utama.


Penguat mitra strategis

Kalimantan Timur (Kaltim) kini bersiap menjadi mitra utama dan penyangga Ibu Kota Nusantara. Bukan sekadar tetangga, Kaltim menjelma sebagai roda penggerak vital dalam mewujudkan optimisme bangsa membangun pusat pemerintahan baru yang modern, cerdas, dan berkelanjutan.

"Peran Kaltim tak hanya dalam menyediakan lahan yang luas dan strategis, tetapi juga dalam menyokong berbagai aspek krusial, seperti infrastruktur, sumber daya manusia, dan logistik," ungkap Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik.

Infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan sistem transportasi massal menjadi sarana penghubung utama menuju Ibu Kota Nusantara.

Begitu pun dengan sumber daya manusia. Kaltim bersiap mencetak tenaga kerja terampil dan siap berkontribusi dalam berbagai sektor di Ibu Kota Nusantara. Beasiswa yang digelontorkan lebih dari Rp1 triliun adalah bukti bahwa Kaltim fokus dan serius menyiapkan kapasitas sumber daya manusia yang mumpuni.

Belum lagi secara logistik, dengan kekayaan alam Kaltim yang berlimpah, seperti hasil hutan, perkebunan, dan pertambangan, itu menjadi sumber penting bagi penyokong Ibu Kota Nusantara.

Kolaborasi yang erat antara Kaltim dan IKN bagaikan simfoni yang indah. Akmal Malik menegaskan, "Kaltim bukan hanya tetangga, melainkan mitra strategis dan penyangga utama Ibu Kota Nusantara."

Lebih dari sekadar mitra, Kaltim juga menjadi penyangga yang kokoh. Menjadi gerbang utama bagi para pendatang yang ingin mengadu nasib di IKN, Kaltim siap menyambut dengan infrastruktur memadai dan keramahan khas Kalimantan.

Dampak positif dari peran Kaltim ini sudah mulai terasa. Pertumbuhan ekonomi Kaltim melonjak pesat, mencapai 7,2 persen pada triwulan I tahun 2024, jauh melampaui angka nasional. Investasi di berbagai sektor, terutama infrastruktur, juga menunjukkan tren positif.

Kaltim siap menyambut masa depan gemilang. Menjadi mitra utama dan penyangga IKN Nusantara membuka peluang besar bagi kemajuan di berbagai bidang. Kegigihan, kerja keras, dan kolaborasi menjadi kunci utama untuk mewujudkan Kaltim yang semakin sejahtera dan IKN Nusantara yang menjadi kebanggaan bangsa.


Harmoni kearifan lokal

Sebuah bangunan museum berkelas dunia juga dibangun di kawasan Ibu Kota Nusantara yang nantinya menjadi ikon baru bagi bangsa Indonesia, berkonsep 'Museum Kehidupan'. Bukan sekadar tempat pajangan benda kuno, Museum Kehidupan hadir sebagai jendela budaya yang hidup dan bernapas, tempat warisan leluhur dilestarikan untuk generasi penerus.

Di sini, lidah pecinta boga akan dimanjakan oleh cita rasa kuliner khas yang menggoda selera, jiwa akan terhanyut oleh alunan musik sape yang menyentuh, dan mata akan terpesona oleh kerajinan tangan yang memukau dengan ketelitian ukirannya.

"Konsep Museum Kehidupan bukan hanya tentang pelestarian budaya, melainkan juga tentang pemberdayaan masyarakat lokal," ucap Muhsin Palinrungi, Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Otorita IKN.

Otorita IKN memetakan potensi wisata budaya di wilayah tersebut, termasuk kuliner tradisional, pergelaran seni, dan kerajinan tangan. Kearifan lokal ini kemudian diubah menjadi subsektor ekonomi kreatif, membuka peluang baru bagi masyarakat lokal meningkatkan kesejahteraan mereka.

Pembangunan Museum Kehidupan tak lepas dari dialog dan kolaborasi yang erat. Diskusi kelompok terpumpun (FGD) melibatkan masyarakat lokal dan praktisi budaya untuk merumuskan program pengembangan wisata budaya. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dilakukan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku ekonomi kreatif lokal.

IKN pun bukan hanya tentang gemerlap gedung pencakar langit dan hiruk pikuk kemajuan. Di balik modernitasnya, terbentang warisan budaya yang tak ternilai. Upaya pelestarian kearifan lokal di IKN menunjukkan komitmen untuk membangun kota yang tidak hanya modern, tetapi juga lestari dan berbudaya. IKN menjadi cerminan identitas bangsa yang kaya dan bermartabat, siap menyambut masa depan dengan penuh optimisme.

Konsep IKN sebagai kota modern yang mengintegrasikan kearifan lokal sebagai kota cerdas menjadi fokus utama. Otorita IKN meyakini bahwa tidak ada pertentangan antara kota modern dan aspek pelestarian. Kearifan lokal, seperti kelestarian hutan, akan terus dipertahankan dan diintegrasikan dalam pembangunan kota.

Pengembangan kearifan lokal di IKN tidak hanya terbatas pada kawasan inti, tetapi juga meluas ke kampung-kampung dan kecamatan di sekitarnya. Masyarakat diajak untuk menjaga dan mengembangkan tradisi dan adat lokal sebagai bagian dari identitas dan kekuatan budaya mereka.

Otorita IKN menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional serta kabupaten dan kota di Kalimantan Timur untuk memastikan kelestarian dan pengembangan kearifan lokal.

Presiden Joko Widodo, dalam kunjungannya ke Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur, menegaskan komitmen Pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa di tengah pembangunan Ibu Kota Nusantara.

"Yang terpenting, yang didahulukan adalah pembangunan sumber daya manusia dan pelestarian kebudayaan," tutur Presiden Jokowi.

Merawat kebudayaan yang ada di Indonesia sangatlah penting agar tidak tergerus oleh budaya asing. Kekayaan budaya Indonesia yang beragam, dengan sekira 714 suku bangsa, merupakan kekuatan karakter yang harus dilestarikan dan dijaga.

Ibu Kota Nusantara, yang diproyeksikan sebagai pusat pemerintahan baru Indonesia, diharapkan menjadi wadah bagi masyarakat dari berbagai etnis dan budaya untuk hidup bersama dengan rukun dan harmonis. Pembangunan IKN di Kalimantan Timur pun diharapkan dapat menjadi muara bertemu berbagai budaya, mendorong interaksi yang positif, dan memperkuat identitas budaya lokal.


Kebanggaan warga lokal

Suara masyarakat lokal menggema dengan kebanggaan atas pembangunan Ibu Kota Nusantara. Mereka menyatakan dukungan penuh atas proyek monumental ini, namun dengan catatan penting bahwa pembangunan harus memperhatikan dan memberikan manfaat bagi masyarakat adat di sekitar IKN.

Dedi S, Ketua Dewan Adat Dayak Paser, menegaskan bahwa masyarakat adat harus menjadi bagian integral dari pembangunan IKN, bukan terpinggirkan. Keterlibatan aktif mereka dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring IKN menjadi kunci untuk mewujudkan pembangunan yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan.

Mereka menaruh harapan besar pada IKN. Ada rasa optimistis bahwa pembangunan infrastruktur di IKN akan membuka akses dan peluang ekonomi baru bagi masyarakat adat dan masyarakat sekitar. Hal ini membuka jalan bagi mereka untuk mengenalkan budaya dan produk unggulannya ke seluruh penjuru negeri.

Dukungan masyarakat adat Dayak Paser tak hanya terbatas pada pembangunan fisik. Mereka juga menyuarakan dukungannya terhadap program reforma agraria. Program ini diharapkan dapat memberikan kepastian hukum atas tanah adat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat adat di sekitar IKN.

Nella Pidang, Pengurus Dayak Menari di Balikpapan, mengungkapkan rasa bangga atas terpilihnya Kalimantan Timur sebagai lokasi IKN. Pemindahan ini dapat membawa kemajuan bagi masyarakat Dayak, termasuk meningkatkan pengakuan dan penghargaan terhadap putra-putri daerah dalam pemerintahan.

Nur Indah Febriyanti, Ketua Sanggar Tari Petikan Dawai di Penajam Paser Utara, menyambut positif pemindahan IKN. IKN akan membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Adat istiadat Dayak bakal tetap dilestarikan dan dikenal luas di tengah gempuran globalisasi.

Suara-suara ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat lokal siap menyambut IKN dengan tangan terbuka. Dukungan dan harapan mereka menjadi pengingat penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan IKN untuk memastikan bahwa pembangunan ini tidak hanya berpusat pada fisik, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan budaya, khususnya hak-hak dan kesejahteraan masyarakat adat.

Yang terasakan hingga hari ini, pembangunan IKN di Kalimantan Timur bukan hanya tentang memindahkan ibu kota negara. Ini adalah kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih adil dan sejahtera bagi semua, termasuk masyarakat adat di sekitarnya.

Dengan semangat kolaborasi dan saling menghormati, Ibu Kota Nusantara dapat menjadi teladan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh Indonesia.

Editor: Achmad Zaenal M
 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024