Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan kenaikan status Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, dari sebelumnya waspada level II menjadi siaga level III.
 
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan sejak pertengahan April 2024, aktivitas visual dan kegempaan, terutama gempa vulkanik dalam menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Baca juga: Gunung Ibu semburkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter
 
"Ketinggian kolom erupsi cenderung meningkat dengan disertai lontaran batuan pijar," ujarnya dalam laporan yang diterima di Jakarta, Rabu.
 
Pada 16 April sampai 8 Mei 2024, aktivitas kegempaan yang tercatat di Gunung Ibu, yaitu 130 kali gempa letusan, 8 kali gempa guguran, 1.445 kali gempa hembusan, 53 kali gempa harmonik, 9 kali gempa tornillo.
 
Kemudian, sebanyak 6.742 kali gempa vulkanik dangkal, 116 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa tektonik lokal, 231 kali gempa tektonik jauh, dan 1 kali gempa terasa.
 
PVMBG merekomendasikan penduduk di sekitar Gunung Ibu agar tidak beraktivitas mendaki dan mendekati gunung itu dalam radius 3 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.
 
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut, dan mata," kata Hendra.

Baca juga: Gunung Ibu di Halmahera erupsi, semburkan abu setinggi 2.000 meter

Baca juga: Gunung Ibu erupsi selama 88 detik luncurkan abu setinggi 1.000 meter
 
Bagi penduduk yang berada di Desa Duono, Tukuoko, Goin, Togorebasu, Sangajinyeku, Toguis, Todoke, dan Borona yang berada lebih dari 4 kilometer dari bukaan kawah di bagian utara harus meningkatkan kewaspadaan dengan tetap mematuhi arahan dari pemerintah daerah.
 
Hendra menyampaikan bahwa tingkat aktivitas Gunung Ibu akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan yang signifikan.

"Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum diterbitkan," pungkasnya.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024