Manila (ANTARA) - Kerugian akibat El Nino dan kekeringan yang dialami sektor pertanian Filipina telah mencapai 5,9 miliar peso atau sekitar Rp1,65 triliun, demikian disampaikan Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos pada Kamis (9/5).

Marcos menambahkan bahwa sedikitnya 3,6 juta warga Filipina di seluruh negeri terdampak oleh fenomena El Nino.

Di tengah upaya Filipina untuk mengatasi cuaca terik, negara di Asia Tenggara itu juga bersiap-siap menghadapi kedatangan La Nina.

"Kita berada di tengah cuaca ekstrem; panas ekstrem saat ini dan hujan lebat dalam beberapa bulan mendatang," kata Marcos dalam kunjungannya ke Zamboanga City di Filipina selatan.

Marcos terbang ke wilayah tersebut untuk mendistribusikan bantuan kepada para petani dan nelayan yang terkena dampak parah El Nino.

El Nino terjadi ketika air laut lebih hangat dari biasanya, sedangkan La Nina merupakan peristiwa pendinginan suhu permukaan laut dalam skala besar di Samudra Pasifik bagian tengah dan khatulistiwa. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024