Berkat reformasinya yang menyeluruh, Azerbaijan telah menjadi negara kuat yang modern dan berkembang secara dinamis.
Jakarta (ANTARA) - Azerbaijan, yang terletak di Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya dan berbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Georgia dan Armenia (barat), serta Iran (selatan), berjuang melaksanakan proses transformasi.

Perubahan terukur dan terstruktur tersebut diperlukan untuk membangun masa depan negara itu pada tahun-tahun pertama kemerdekaannya karena menghadapi bencana politik, ekonomi, dan militer yang sangat serius.

Kemerdekaan nasional Republik Azerbaijan dipulihkan dan negara ini mempunyai kesempatan untuk menjalankan kebijakan independen melalui realisasi hak-hak ekonomi dan politik yang berdaulat, dan beralih ke ekonomi pasar bebas setelah runtuhnya Republik Sosialis Uni Soviet (USSR) pada 18 Oktober 1991.

Pada masa yang kompleks dan kontradiktif itu, seorang putra Azerbaijan bernama Heydar Aliyev terpanggil untuk kembali ke Baku, Azerbaijan, dari pengasingan pada musim panas 1993 guna menghadapi tantangan reformasi.

Kemudian pada 3 Oktober 1993, Heydar Alirza Oghlu Aliyev atau lebih dikenal dengan nama Heydar Aliyev terpilih sebagai Presiden Republik Azerbaijan atas kepercayaan rakyat.

Dia memulihkan stabilitas negaranya dalam waktu singkat dan meletakkan landasan fundamental bagi pembangunan untuk masa depan.

Guna mencapai pembangunan negara di masa depan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyelamatkan perekonomian dari krisis.

Heydar Aliyev, yang memiliki pengalaman manajemen selama bertahun-tahun, tidak membuang waktu untuk meluncurkan serangkaian reformasi ekonomi.

Heydar Aliyev adalah tokoh sejarah, pencipta, dan arsitek negara merdeka Azerbaijan. Peranan besarnya dalam sejarah Azerbaijan semakin disadari pada tahun-tahun belakangan ini.

Berkat reformasinya yang menyeluruh, Azerbaijan telah menjadi negara kuat yang modern dan berkembang secara dinamis.

Fondasi politik dalam negeri yang diletakkan Heydar Aliyev telah mendatangkan stabilitas bagi Azerbaijan, sedangkan politik luar negerinya menjadi dasar pengakuan sebagai mitra yang dapat diandalkan dan terhormat di kancah internasional.

Berkat kebijaksanaan dan pandangan strategis Heydar Aliyev terhadap masa depan, kini rakyat Azerbaijan hidup dalam negara yang bebas, demokratis, dan berlandaskan hukum.

Dia telah dua kali memimpin Azerbaijan dan berkembang pesat di bawah kepemimpinannya. Ia kali pertama diangkat menjadi pemimpin Azerbaijan pada tahun 1969, pada masa Uni Soviet.

Pada masa kepemimpinannya, Azerbaijan makmur di berbagai bidang, seperti kebudayaan, seni, industri, pertanian, dan banyak lagi.

Itulah sebabnya rakyat Azerbaijan memilih Heydar Aliyev untuk kedua kali memimpin pada tahun 1993, ketika Azerbaijan sedang di ambang perang saudara.

Dia berkuasa pada saat yang sangat penting bagi Azerbaijan dan sejak saat itu mulai menempuh jalur reformasi dan pembangunan. Pada tahun-tahun itu landasan kenegaraan di Azerbaijan diletakkan.

Heydar Aliyev memberikan persetujuannya untuk dicalonkan kembali dalam pemilihan presiden yang diselenggarakan pada 15 Oktober 2003. Akan tetapi karena kondisi kesehatannya, dia mengundurkan diri.
 

Patriot bangsa

Dalam setiap tahapan kehidupannya, pemimpin besar ini bertindak sebagai politikus yang bijak sekaligus pemberani dan patriot bangsanya.

Keputusan-keputusannya yang bijaksana dan strategis menentukan keberhasilan perkembangan Azerbaijan pada masa depan.

Dengan demikian, situasi di negara ini pada tahun 1995 benar-benar stabil dan konstitusi negara tersebut diadopsi. Patut dicatat bahwa bendera tiga warna Azerbaijan merdeka dikibarkan kali pertama oleh Heydar Aliyev di Nakhchivan.

Sejak saat itu supremasi hukum di negara ini ditegakkan, reformasi politik, dan ekonomi mulai dilaksanakan. Keputusan strategis Heydar Aliyev mengenai industri minyak dan gas negara itu menjadi tonggak keberhasilan pembangunan Azerbaijan.

Heydar Aliyev yang dilahirkan pada 10 Mei 1923 di Kota Nakhciwan, Republik Azerbaaijan, dan wafat pada 12 Desember 2003 dalam usia 80 tahun, dikenal luas sebagai pemimpin besar nasional rakyat Azerbaijan dan tokoh pendiri negara Azerbaijan yang merdeka.

Di bawah kepemimpinan Heydar Aliyev, Republik Azerbaijan mengadopsi konstitusi barunya pada November 1995, dan meletakkan dasar hukum bagi program ekonomi nasional berskala besar, yang kini menjadi sumber utama dari semua kerangka hukum normatif (legal act framework) ekonomi yang ada.

Azerbaijan kemudian mulai memasuki tahap perkembangan yang baru. Selama periode itu, Azerbaijan memulihkan potensi kerugian akibat pertumbuhan ekonomi dan mencapai hasil nyata, seperti pengurangan tingkat pengangguran secara signifikan.

Selain itu, cadangan mata uang strategis negara dibentuk, kepercayaan terhadap sistem perbankan dipulihkan, dan sumber pendanaan anggaran negara yang stabil diidentifikasi. Azerbaijan juga memulai sejumlah proyek pembangunan infrastruktur kerja sama, termasuk jalur pipa ekspor minyak Baku-Tbilisi-Jeyhan.

Perkembangan ekonomi Azerbaijan yang semakin membaik dan cadangan devisa negara yang meningkat dari tahun ke tahun, menimbulkan kebutuhan untuk memperbaiki mekanisme yang ada di bidang pengendalian keuangan.

Heydar Aliyev sebagai tokoh politik dan negara serta pemimpin rakyat, tidak diragukan lagi merupakan legenda sewaktu masih hidup.

Oleh karena itu fenomena Heydar Aliyev selalu menarik perhatian orang. Pers di dalam negeri dan luar Azerbaijan memberitakan peranannya yang strategis dalam memajukan Azerbaijan saat memimpin sebagai tokoh reformis.

Saat ini warisan sejarahnya dihormati oleh rakyat Azerbaijan dan kebijakannya dilanjutkan oleh Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev yang naik ke tampuk kekuasaan pada Oktober 2003, sembilan tahun setelah ayahnya mengusahakan gencatan senjata dengan Armenia.

Berkat kepemimpinan dan kebijakan yang ditempuh Presiden Ilham Aliyev, lembaran baru sejarah Azerbaijan yang gemilang sedang ditulis. Sebagai akibat dari Perang Patriotik 44 hari di bawah kepemimpinan Ilham Aliyev, tentara Azerbaijan yang pemberani membebaskan wilayah pendudukan tentara Armenia.
 

*) Mohammad Anthoni adalah wartawan LKBN Antara tahun 1988-2018 dan pemerhati hubungan interansional

*)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi Kantor Berita ANTARA
 

Copyright © ANTARA 2024