Hong Kong (ANTARA) - Cheung Chau, sebuah pulau kecil di sebelah selatan Hong Kong, China selatan, pada Rabu (15/5), dipadati oleh masyarakat yang merayakan Festival Bakpao, sebuah acara budaya tradisional tahunan di kota tersebut.

Pada pukul 13.30 waktu setempat, parade "piu sik", yang merupakan salah satu daya tarik utama dalam Festival Bakpao, dimulai dari Kuil Pak Tai di Cheung Chau.

Dalam parade itu, anak-anak diarak berdiri di atas sebuah tiang khusus sambil mengenakan kostum dewa dan selebritas.

Diiringi bunyi gong dan genderang, para aktor muda ini melambaikan tangan dan membagikan permen kepada para penonton, menarik kedatangan banyak orang untuk memotret momen tersebut.

Festival Bakpao, salah satu acara perayaan budaya paling berwarna di Hong Kong, telah dimasukkan ke dalam daftar warisan budaya takbenda nasional China sejak 2011. Bagi penduduk Cheung Chau, ini merupakan acara tahunan yang penting.

"Ayah saya dahulu ikut serta dalam parade ini dan saya ikut berperan di dalamnya saat masih kecil," ujar seorang warga Hong Kong yang mengaku bernama Cheung dan kini tinggal di Pulau Hong Kong.

Tahun ini, Cheung mengajak istri dan anak-anaknya untuk menyaksikan parade itu, dengan harapan mereka dapat merasakan pesona budaya tradisional.
 
Para pedagang menjual roti keberuntungan yang merupakan ikon festival Bun Festival di salah satu toko di Cheung Chau, sebuah pulau kecil di selatan pulau Hong Kong, China selatan, 15 Mei 2024. (Xinhua/Zhu Wei)  

Beragam kegiatan menarik dapat dinikmati saat festival tersebut, seperti menyaksikan parade "piu sik", mengikuti kompetisi berebut bakpao, dan mencicipi bakpao khas festival. Kegiatan-kegiatan ini menarik banyak pengunjung ke Cheung Chau dan menghadirkan peluang bisnis bagi pulau kecil itu.

Menurut Sun Ferry, yang mengoperasikan rute antara Pulau Hong Kong dan Cheung Chau, pada pukul 17.00 waktu setempat, jumlah penumpang meningkat 12,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Saya berharap Hong Kong dapat menyelenggarakan lebih banyak kegiatan untuk mempromosikan budaya tradisional," kata Nona Ho, seorang warga Hong Kong yang menyaksikan parade ini setiap tahun.

Kwok, warga Hong Kong lainnya yang juga merupakan pemilik toko roti yang menjual bakpao yang melambangkan perdamaian dan kesejahteraan, pada September lalu memulai lokakarya pembuatan bakpao untuk mempromosikan Festival Bakpao dan berhasil menarik sekitar 20.000 peserta.

Menurut Kwok, tahun ini jumlah pengunjung yang datang ke Cheung Chau lebih banyak dari perkiraan. Tokonya dibuka sekitar pukul 06.00 waktu setempat dan semua bakpao terjual habis hanya dalam waktu dua jam.

Festival Bakpao tahun ini dimulai pada 12 Mei dan akan berlangsung hingga 16 Mei.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024