Moskow (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin sangat mengapresiasi kolaborasi antara Rusia dan China di panggung internasional.

Menjelang kunjungan kenegaraannya selama dua hari ke China, yang dimulai pada Kamis (16/5), Putin lewat wawancara tertulis dengan Xinhua menyatakan bahwa kedua negara memiliki posisi yang serupa atau identik terhadap isu-isu utama dalam agenda internasional.

Keduanya sama-sama mengadvokasi peran utama hukum internasional, dan mendukung keamanan yang setara, tak terpisahkan, komprehensif, dan berkelanjutan, baik di tingkat global maupun regional dengan peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai koordinator pusat, ungkapnya.

Lebih lanjut dia menambahkan bahwa Rusia dan China juga menolak upaya Barat untuk memaksakan tatanan yang didasarkan pada kebohongan dan kemunafikan, berdasarkan aturan mitos yang tak seorang pun tahu siapa yang membuatnya.

Saat ini, mekanisme multilateral seperti BRICS dan Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) menyatukan negara-negara "Global South" dalam semangat kesetaraan, keterbukaan, transparansi, dan inklusivitas, yang mendorong reformasi dalam sistem tata kelola global.

Putin menekankan bahwa dengan partisipasi aktif Rusia dan China, organisasi dan mekanisme multilateral yang independen dari pengaruh Barat telah berjalan dengan baik dan mereka mendasarkan pada prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan, transparansi, rasa hormat, dan pertimbangan terhadap kepentingan satu sama lain.

"SCO dan BRICS, yang telah memantapkan diri sebagai pilar utama tatanan dunia multipolar baru, dapat disebut sebagai contoh nyata dari kerja sama yang saling menguntungkan. Keduanya telah menjadi platform internasional yang memiliki reputasi dan bersifat dinamis, dengan para pesertanya bahu-membahu membangun interaksi politik, keamanan, ekonomi, dan budaya yang konstruktif serta interaksi antarmasyarakat. Oleh karena itu, minat negara-negara lain terhadap kerja sama ini terus meningkat dan jumlah pesertanya pun terus bertambah," ungkap Putin.

Dengan perluasan sebagai titik awal yang baru, mekanisme kerja sama BRICS telah memasuki era baru dari "kerja sama BRICS yang lebih besar."

Tahun ini, Rusia menjabat sebagai ketua bergilir BRICS.

Dikatakan Putin bahwa posisi Rusia sebagai ketua BRICS telah mendapatkan momentum yang stabil, serta menuturkan bahwa pekerjaan skala besar sedang berlangsung di ketiga pilar utama kerja sama, yakni politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, dan pertukaran antarmasyarakat, dengan lebih dari 200 acara direncanakan selama Rusia menjabat sebagai ketua.

"Salah satu tujuan utama dari Keketuaan Rusia tidak diragukan lagi adalah integrasi mulus anggota-anggota baru BRICS. Kami secara aktif membantu mereka bergabung dengan jaringan mekanisme kerja sama yang sudah ada," paparnya.

Prioritas lainnya adalah berupaya melanjutkan pekerjaan terkoordinasi untuk meningkatkan visibilitas BRICS dalam urusan global dan membangun kapasitasnya untuk mempromosikan arsitektur hubungan internasional yang lebih demokratis, stabil, dan adil, Putin menambahkan.

"Kerja sama dalam BRICS bersandar pada prinsip-prinsip saling menghormati, kesetaraan, keterbukaan, dan konsensus. Itu sebabnya negara-negara Global South maupun Global East, yang melihat BRICS sebagai platform yang membantu suara mereka didengar dan diperhitungkan, menganggap asosiasi kami sangat menarik," ujar Putin.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024