Mereka (China) tetap berkomitmen untuk mendorong investasi di Indonesia, makanya perlu pertemuan ini .....
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian melakukan pertemuan bilateral dengan Kementerian Perdagangan (Ministry of Commerce) China di Jakarta, Kamis, untuk mendorong realisasi investasi di sektor industri yang tepat sasaran.
 
"Mereka (China) tetap berkomitmen untuk mendorong investasi di Indonesia, makanya perlu pertemuan ini untuk memastikan bahwa investasi yang datang di Indonesia itu memang investasi yang tepat," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko Cahyanto ditemui seusai pertemuan bilateral.
 
Ia mengatakan industri di Tanah Air memiliki potensi besar untuk bisa meningkatkan devisa negara, sehingga investasi yang masuk mestinya ditujukan untuk mendorong industrialisasi dari sisi hilir maupun ke hulu.

Baca juga: RI-China bahas kerja sama riset di bidang pengolahan nikel
 
Upaya peningkatan industrialisasi itu bisa dilakukan melalui pengisian pohon-pohon industri yang masih kosong, supaya lebih memberikan dampak positif, serta bisa membentuk pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa.
 
Ia menjelaskan, Kementerian Perindustrian memiliki kepentingan besar terkait dengan investasi, karena pihaknya mengampu 11.500 Harmonized System (HS) Code untuk perdagangan internasional, dan 539 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
 
"92 persen HS Code itu ada di Kementerian Perindustrian, makanya Kemenperin punya kepentingan besar terkait dengan investasi ini," ujar dia.

Baca juga: Investor China lirik investasi bidang energi di Kabupaten Tangerang
 
Perdagangan bilateral antara Indonesia-China selama dua dekade terakhir cukup baik. Pemerintah mencatat impor dan ekspor kedua negara mencapai 127,8 miliar dolar AS pada 2023 dengan tren positif sebesar 19 persen.
 
Kemudian investasi China dari  2019 sampai dengan 2023 mencapai 28,4 miliar dolar AS, di mana investasi sektor manufaktur mengambil porsi terbesar dalam investasi di Indonesia yakni sebesar 54 persen atau 15,4 miliar dolar AS.

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024