Makassar (ANTARA News) - Kapal kargo Mentari Persada yang bersandar di Pelabuhan Cappa Ujung, Kota Papapare, Sulsel, Senin (23/12) dinyatakan sebagai penyebab ambruknya dermaga di pelabuhan rakyat tersebut.

"Kondisi cuaca yang kurang bersahabat dengan gelombang yang tinggi menyebakan kapal kargo membentur dermaga hingga dua kali dan dermaga tua itu kemudian ambruk," kata salah seorang buruh Zulkarnain yang menjadi salah seorang saksi kejadian nahas itu, Rabu.

Dia mengatakan, bersama buruh lainnya sempat melihat kapal asal Kota Surabaya itu menghantam badan dermaga, sebelum akhirnya dermaga itu ambruk sepanjang 50 meter.

"Hanya motor saya yang ada di dermaga ikut jatuh ke laut. Sementara lima teman saya yang juga buruh sempat ikut terjatuh, tapi berhasil menyelamatkan diri," katanya.

Akibat ambruknya dermaga tersebut, sebayak tiga mobil, satu diantaranya truk dan 18 motor berjatuhan ke laut.

Menurut Zulkarnain, salah seorang buruh yang selamat dari peristiwa tersebut mengatakan, saat kejadian dia sedang memindahkan rak-rak berisi telur di kapal lain yang lebih dulu bersandar di pelabuhan itu.

"Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Saat akan bersandar, memang bersamaan ada ombak besar, sehingga kapal sulit dikendalikan. Pasca kejadian nahas tersebut, hingga kini kapal kargo Mentari Persada masih bertahan diperairan Parepare, sekitar 50 mil dari Pelabuhan Cappa Ujung.

Sementara itu, akibat benturan keras tersebut, bagian lambung kiri kapal yang rencananya membongkar 100 peti kemas di pelabuhan Cappa Ujung tersebut, ringsek dan beberapa lecet memanjang hingga anjungan kapal.

Nahkoda Mentari Persada, Kapten Jaka Suharna mengatakan, saat akan melabuhkan kapal yang dikemudikannya, dia sudah melakukan sistem penyandaran sesuai prosedur.

Namun kapal sudah tertambat dikendalikan pada bagian muka dan belakang. Apalagi kapal Kargo Mentari Persada memiliki panjang sekitar 128.53 meter dengan lebar sekitar 20,520 meter. Saat kejadian, kapal kargo tersebut juga memuat 22 kru dan ratusan kontainer.
(KR-RY/A034)

Pewarta: Riesmawan Yudhatama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013